JAKARTA,PAREPOS.FAJAR.CO.ID— Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, memaparkan persiapan program kerja Kemenparekraf tahun 2022 di hadapan Komisi X DPR RI.
Dalam rapat kerja yang dilaksanakan di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin 24 Januari 2022, Sandiaga memaparkan, Kemenparekraf pada tahun 2022 akan lebih optimistis dalam membangkitkan ekonomi Indonesia melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pada tahun 2022, Sandiaga menargetkan nilai devisa pariwisata naik sebesar 0,47 – 1,7 miliar dolar AS. Selain itu, kontribusi PDB Pariwisata ditargetkan sebesar 4,3 persen, nilai ekspor produk ekonomi kreatif sebesar 16,83 miliar dolar AS, nilai tambah ekonomi kreatif sebesar Rp1.236 triliun. Serta menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara naik menjadi 1,8 – 3,6 juta orang dan menargetkan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 550 *juta* pergerakan.
“Untuk mencapai target tersebut Kemenparekraf mendapat anggaran DIPA sebesar Rp3.792.417.902.000 atau turun 22,72 persen dibandingkan pagu awal tahun 2021. Targetnya naik, anggarannya turun,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan bahwa anggaran tersebut akan dialokasikan untuk 3 program, yaitu Program Dukungan Manajemen dengan pagu Rp1.066.429.392.000 atau turun 5,88 persen dibandingkan pagu DIPA awal tahun 2021.
Kedua,untuk Program Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif sebesar Rp1.703.983.464.000, yang juga turun sebesar 38,70 persen dibandingan pagu DIPA tahun 2021. Dan, Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dengan pagu Rp1.022.005.046.000 atau naik 2,80 persen dibandingkan dengan pagu DIPA awal tahun 2021.
Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan bahwa dalam pagu DIPA TA 2022 terdapat anggaran yang diblokir yaitu sebesar Rp357.570.489.000 yang terdiri dari blokir untuk memenuhi Surat Menteri Keuangan Nomor S-1088 tanggal 29 November 2021 Hal Automatic Adjustment Belanja Kementerian/Lembaga TA 2022: Rp179.554.361 atau sebesar 4,73 persen dari pagu DIPA TA 2022, blokir terkait alokasi anggaran yang akan dialihkan ke BRIN senilai Rp9.050.000.000, dan blokir hasil pembahasan dengan Kemenkeu sebesar Rp168.966.128.000.
*Untuk blokir Automatic Adjusment* ini berkaitan dengan penanganan COVID-19. Jadi kita diminta untuk bersiap siaga dengan adanya kemungkinan varian baru, oleh karena itu Automatic Adjustment *Rp179.554.361.000* ini setiap K/L diarahkan untuk mitigasi dampak berlanjutnya memburuknya pandemi COVID-19. Namun jika sampai semester 1 tidak terpakai maka dapat diajukan untuk mendanai kegiatan semula,” jelas Sandiaga.
Sedangkan blokir terkait alokasi anggaran yang akan dialihkan ke BRIN senilai Rp9.050.000.000 masih menjadi pembahasan dengan Bappenas dan Kemenkeu. Sementara pemblokiran Rp168.966.128.000 ini, dikarenakan masih *diperlukan dokumen yang harus dilengkapi utamanya terkait dengan pembangunan fisik*
“Jadi ini yang bisa kami jelaskan untuk blokir, jadi tidak ada hubungannya dengan kredibilitas. Tapi, berkaitan dengan COVID-19 dan perkembangan yang tentunya kita harapkan tidak semakin memburuk tahun ini, sehingga dana tersebut bisa diajukan lagi untuk kegiatan semula,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, yang juga bertindak sebagai pimpinan rapat, mendorong Kemenparekraf untuk menjadikan evaluasi kinerja tahun 2021 sebagai rujukan guna mencapai target indikator kinerja pariwisata dan ekonomi kreatif tahun anggaran 2022.
“Implementasi program TA 2022 harus didasarkan hasil evaluasi dalam bentuk data kualitatif dan capaian serta permasalahan program kegiatan TA 2021,” ujarnya.
Raker ini juga ditutup dengan penyerahan Laporan Panja Desa Wisata dan Kampung Tematik oleh Komis X DPR RI kepada Kemenparekraf.
Rapat ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo; Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, dan seluruh pejabat eselon I di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf secara daring maupun luring.(*/ade)