Kontroversi Bupati Panajam Paser Utara yang Berdarah Mandar

  • Bagikan

JAKARTA, PAREPOS.FAJAR.CO.ID– Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Abdul Gafur Mas’ud (AGM) dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta, Rabu, 12 Januari, kemarin. Bupati berusia 34 tahun itu diduga tertangkap atas dugaan kasus suap.

Sebelum ditangkap KPK, bupati berdarah Mandar ini tak lepas dari kontroversi. Mulai dari masalah
Covid-19, hubungan dengan wakil bupati dan diisukan membeli Pulau Malamber, Mamuju seharga Rp 2 miliar.

Perihal Covid-19

Abdul Ghafur Mas’ud pernah mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Dia menyatakan secara tegas tidak ingin lagi mengurus pandemi Covid-19, kendati penyebaran masih tinggi. Pernyataan itu disampaikan usai Rapat Paripurna Penyampaian Raperda Pertanggungjawaban APBD
Tahun Anggaran 2020, di Penajam Paser Utara, Selasa 29 Juni 2021.

Ia mengaku tidak menyerah urus Covid, hanya tidak mau mengurusi. Gafur merasa pihaknya tersudutkan terkait pengadaan barang dan jasa di masa pandemi (dianggap terlalu mahal). Ia menjabarkan, harga kebutuhan penanganan di awal Maret 2020 lalu sangat fluktuatif. Bahkan kejadian itu terus berlanjut hingga Agustus 2020.

Gafur juga mengatakan kondisi saat itu dirasakan tak lazim, hingga seperti krisis moneter karena harga kebutuhan yang tersedia terlalu tinggi. Ia mempertanyakan garis bawahnya, bagaimana penanganan yang di awal. Landasan hukumnya
juga, jangan sampai menjadi masalah hanya untuk kebaikan.

Beli Pulau Malamber di Mamuju

Abdul Gafur membantah telah membeli Pulau Malamber di Kepulauan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kabar itu awalnya mencuat dari keterangan Camat Kepulauan Balabalakang yang menyebut salah seorang penghuni pulau bernama Rajab menjual senilai Rp2 miliar, tetapi baru dibayarkan sebesar Rp200 juta sebagai uang muka.

“Itu pulau punya keluarga
saya. Sudah lama sebelum In-
donesia Merdeka. Dari kakek
nenek kita dulu. Kebetulan saya
orang tua saya orang Mandar
Sulawesi Barat, saya cucu dari
KH Muhammad Husain (puang
kali malunda). Hanya saya bin-
gung diisukan membeli pulau
itu,” kata Abdul Gafur, beberapa
waktu lalu.“Saya melihat bahwa banyak sekali kekurangan di situ. Para nelayan pakai bom ikan, pakai bius-bius ikan gitu. jadi saya ngecek saja langsung kebetulan banyak keluarga di tengah-tengah pulau itu antara Kaltim dan Sulbar,” ujarnya.

Gafur menduga kunjungannya ke pulau yang berada di tengah-tengah Selat Makassar, memisahkan Pulau Sulawesi dan Kalimantan itu disalahartikan dengan proses jual beli Pulau Malamber. Ia mengaku isu (jual beli pulau) itu bagus juga buatnya. “Kenapa tidak sekalian diisukan bahwa Pulau Sulawesi saya beli itu,” canda Gafur saat itu. “Mungkin para pejabat di Sulbar itu, karena saya menjadi Bupati Penajam di Kalimanta Timur, yang mana memang itu sempat menjadi perebutan wilayah,” tambahnya.

Hubungan dengan Wakil Bupati

Wakil Bupati PPU, Hamdam Pongrewa juga disebutkan kurang
harmonis. Meski demikian, Wakil
Bupati PPU, Hamdam Pongrewa
mengaku kaget mendengar kabar
penangkapan Gafur. Ia mengaku
mendengar informasi pada, Kamis, 13 Januari 2022. Atas kejadian ini, beberapa ruangan disegel petugas KPK. Aktivitas di lingkungan pemerintahan juga lengang setelahnya.

Hamdam mengakui ini juga menganggu jalannya roda pemerintahan. “Tapi dengan profesionalitas ASN saya yakin semua bisa berjalan dengan baik. Saya minta semua pegawai tetap bekerja sepeti biasanya,” jelasnya. Ditanya soal hubungan keduanya, ia mengaku sudah lama tak bertemu.

Dalam ingatannya, komunikasi terakhirnya terjadi saat akhir tahun lalu. “Saya lumayan lama tidak berkomunikasi dengan beliau. Ada komunikasi terakhir lewat WA (WhatsApp) juga saat beliau mengucapkan belasungkawa meninggalnya orang tua saya,” ujar Hamdam.

Hubungan kedua pemimpin sempat tidak harmonis. Pun, sempat ada laporan dari Gafur ke Inspektorat Kaltim soal penyalahgunaan wewenang pasangannya itu.

KPK

KPK menangkap Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta. Bupati berusia 34 tahun itu diduga tertangkap atas dugaan kasus suap.

Lembaga antirasuah itu, kemarin, melakukan pemeriksaan mendalam kepada yang bersangkutan. Diketahui Abdul Gafur Mas’ud terpilih sebagai Bupati Panjam Paser Utara pada 2018. Keterpilihan kala itu membuatnya tercatat sebagai
salah satu kepala daerah termuda di Indonesia.(tim)

  • Bagikan

Exit mobile version