Kopi Mattabulu Masuk 10 Besar Kompetisi Barista G20

  • Bagikan

JAKARTA, PAREPOS.FAJAR.CO.ID — Kopi Mattabulu, Desa Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng yang menjadi perwakilan Sulawesi Selatan pada Festival Pesona Kopi Agroforestri di Jakarta, berhasil masuk 10 besar dalam kompetisi barista G20 Indonesia 2022.

Kadis Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (PPK UKM) Soppeng, Drs Sarianto MSi mengungkapkan hal tersebut seusai mengikuti penutupan Festival Pesona Kopi Agroforestri, di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jakarta, Kamis 27 Januari.

” Alhamdulillah, kopi Mattabulu berhasil masuk kategori 10 besar dalam kompetisi barista G20 Indonesia 2022,” ujarnya.

Kegiatan Festival Pesona Kopi Agroforestri 2022 yang berlangsung tanggal 25 – 27 Januari, secara resmi ditutup oleh Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup KLHK, Bambang Supriyanto.

Sementara Endri, petani kopi Mattabulu yang ikut sebagai peserta dalam Festival Pesona Kopi Agroforestri ini, berharap kepada pemerintah agar kedepannya bisa selalu mendapat edukasi dari semua pihak yang ada hubungannya dengan kopi. Terutama dari pemerintah dan para petani kopi mulai musim tanam sampai pasca panen sehinga kopi Mattabulu mempunyai kwalitas terbaik.

” Kami masih punya banyak kekurangan terutama alat produksi kopi. Mudah mudahan pemerintah bisa membantu kami. Saya juga sudah berayukur sekarang kopi Mattabulu sudah mulai dikenal di Nusantara ini,” ungkap Endri.

Insya Allah, kata Endri, kopi Mattabulu kedepanya akan mendapat perhatian khusus bagi penikmat kopi baik di tingkat Nasional maupun dipentas lnternasional.

Selain itu, dia ucapkan banyak terima kasih atas dukungan Pemda Soppeng, dalam hal ini Dinas PPK dan UKM Soppeng yang telah membina dan mendampinginya di acara Festival Pesona Kopi Agroforestri 2022 di Jakarta.

Endri juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya dalam kegiatan festival ini, utamanya Kepala desa Mattabulu Drs Jumaldi Bakri, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Walenae, Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Sulawesi, dan Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD). (wis/B)

  • Bagikan