Menteri BUMN Hadirkan Dua Subholding di PLN

  • Bagikan

JAKARTA,PAREPOS.FAJAR.CO.ID– Pemerintah akan melakukan transformasi pada PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) dengan membentuk dua subholding dan menjadikan PLN sebagai holding utama. Proses transformasi dilakukan bertahap mulai tahun ini dan diharapkan transisi sepenuhnya paling lambat tahun 2025.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan, pihaknya sudah melakukan perbandingan dengan perusahaan besar di luar negeri, seperti di Korea Selatan, Italia, Perancis, hingga Malaysia. Dari hasil perbandingan  itu diputushkan memang perlu adanya spin off atau pembentukan subholding power plant (pembangkit listrik).

“Dari benchmarking awal confirmed bahwa kita harus men-spin off yang namanya power plant kita menjadi sebuah subholding tersendiri karena banyak negara seperti itu,” kata Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 19 Januari 2021..

Lalu di dalam subholding yang mencakup seluruh sektor pembangkit listrik itu, lanjut Erick, harus melakukan transisi besar kepada energi terbarukan. Tapi konteksnya, karena PLN juga punya utang Rp 500 triliun dan tidak bisa utang lagi, maka subholding ini harus mencari alternatif pendanaan lain dengan misalnya melakukan aksi korporasi.

“Strategi ini bukan tidak mungkin kita bisa melihat kesempatan ini di subholding karena tidak mungkin kita minta utang lagi atau terus minta PMN (penyertaan modal negara). Corporate action harus kita pikirkan salah satunya,” papar Erick.

Dia menekankan bahwa subholding power plant atau pembangkit ini nanti mengkonsolidasikan yang semua ada hubungan dengan turunan dari power plant. “Salah Satunya PLN Batubara ya bisa saja ditutup atau dimerger,” lengkap Erick.

Erick menambahkan bahwa PLN sendiri akan fokus melakukan transmisi listrik dan juga pemasaran. Namun, selain itu ada juga potensi bisnis di luar kelistrikan tetapi dengan memanfaatkan infrastruktur yang dimiliki PLN.

“Di luar listrik yang juga PLN punya kabel di mana-mana. Kita benchmarking juga di negara lain ini bisa di tingkatkan independensinya. Ini bisa dijadikan apakah namanya PLN Mobile dengan fiber optiknya. Tetapi tetap fokus kepada pelayanan listrik itu sendiri, bukan tiba-tiba lari ke bisnis lain,” ungkap Erick.

Dengan demikian, kata Erick, nantinya ada holding PLN dengan pelayanan transmisi dan pemasaran, subholding pembangkit listrik dengan segala turunannya, dan subholding yang terkait bisnis di luar kelistrikan namun infrastrukturnya dimiliki PLN.

“Confirmed kita akan menuntaskan ini di tahun ini. Enam bulan sebelum akhir tahun kita akan ada virtual holding seperti yang kita lakukan di Pelindo dan Pertamina dan full transisi kita harapkan 2025 kalau bisa lebih cepat 2024,” ujar Erick.(rls/*)

  • Bagikan