Program Kemenparekraf Tuai Apresiasi Kepala Desa

  • Bagikan

PAREPARE,PAREPOS.FAJAR.CO.ID– Sejumlah desa di Sulawesi Selatan begitu antusias dengan  pengusulan program pendampingan desa wisata dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Namun, menyikapi program tersebut sejumlah desa belum mengetahui bagaimana upaya mereka untuk mewujudkan hal itu dengan melihat potensi di desa mereka.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menyikapi kondisi tersebut dengan menjawab pertanyaan yang disampaikan PAREPOS.FAJAR.CO.ID secara daring, Senin 24 Januari 2021. Dalam kegiatan,
“Weekly Press Briefing”, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, terkait upaya yang akan dilakukannya dalam pelaksanaan program desa wisata. “Kami memprioritaskan desa wisata ini, dengan harapan nantinya menjangkau beberapa desa yang diajukan oleh teman-teman media,”ungkapnya.

Selain itu, kata Sandiaga, pengajuan dari desa wisata itu harus mendapatkan surat keputusan (SK) dari bupati. Maka, jika terdapat desa yang ingin mengikuti program tersebut dapat bergabung pada www.Jadesta.com atau jaringan desa wisata. “Coba bergabung di websaite jaringan desa wisata,”singkatnya.

Jadesta.com merupakan situs yang dikelola oleh Kemenparekraf sebagai wadah informasi, serta arah penyusunan rencana pengembangan desa wisata di Nusantara. Pemilihan berdasarkan penilaian dewan kurator terhadap tujuh kategori penilaian, klasifikasi desa wisata, dan kelengkapan data melalui situs Jadesta.com.

Di Provinsi Sulawesi Selatan misalnya pada lomba Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021, telah mendaftarkan sebanyak 161 desa wisata dari sekitar 1.831 peserta dari 34 Provinsi di Indonesia. Dimana 24 desa dinyatakan lolos ke tahap 300 besar, dan 3 desa lolos 50 besar yakni Desa Wisata Kole Sawangan Kabupaten Tana Toraja, Desa Wisata Ara Kabupaten Bulukumba dan Desa Wisata Lembang Nonongan di Kabupaten Toraja Utara.

Ketua APDESI Kabupaten Pangkep, Rizal Idris mengaku tertarik untuk mengikutkan sejumlah desa yang memiliki potensi wisata. Terkhusus, lanjut Kepala Desa Mattiro Matae, potensi wisata bahari. “Iya kita ada 4 kecamatan kepulauan, dan tiap pulau memiliki potensi wisata bahari yang selama ini belum tertata dengan baik. Pada hal, potensinya cukup besar. Nanti kami akan bahas program kemenparekraf, agar nantinya ada desa yang bisa jadi percontohan di Pangkep,”jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Muhammad Jufri melalui Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (Kabid PSDP),  Bruno S Rantetana menjelaskan, terkait program tersebut upaya yang kami lakukan melakukan pembinaan dan pendampingan kepada desa wisata.

Bruno menuturkan, upaya itu antara lain sementara dilakukan adalah melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi antara lain UMI, Unhas dan Poltekpar utk pelaksanaan KKN tematik pada desa wisata yang ada, baik itu yang masuk dalam nominasi kemarin maupun yg tidak.

” Sekarang ini kami sementara menyusun data lengkap dari seluruh desa wisata yang ada ,untuk bisa mengetahui permasalahan apa yg terjadi. Pasalnya, kami yakin bahwa permasalahan disetiap desa wisata tidak sama, ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan penanganannya,” bebernya. Ditambahkannya, Disbudpar Sulsel juga sementara menyusun modul- modul yang akan digunakan dalam pelaksanaan KKN tematik nantinya.(*/ade)

  • Bagikan