MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID – Bupati Kabupaten Majene, Andi Achmad Syukri mengungkapkan, pelestarian Taman Makam Syuhada Galung Lombok perlu dengan melakukan penataan kembali agar dapat menjadi objek wisata sejarah yang dapat dikunjungi masyarakat pada umumnya. “Peristiwa Galung Lombok ini seyogyanya dimasukkan dalam kurikulum sekolah-sekolah untuk dijadikan bahan pelajaran muatan sejarah lokal,” harap Bupati Majene.
Hal itu disampaikannya dalam Upacara Peringatan Peristiwa Pembantaian Penduduk Sipil di Makam Korban 40.000 jiwa Galung Lombok di Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu 2 Februari 2022, kemarin. Andi Achmad Syukri mengatakan, peringatan korban 40.000 jiwa rakyat sipil di tanah Mandar oleh kekejaman kolonial Belanda, dimana secara rutin diperingati setiap tahunnya.
Sehingga, kata Andi Achmad, perlu ada penataan yang lebih baik di area tersebut. Karena disamping kembali bisa mengingat sejarah kelam masa lampau juga menjadi pelajaran bagi generasi mendatang. Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Majene AKBP Febryanto Siagian yang juga menghadiri kegiatan menuturkan, sejarah ini diketahui karena para korban adalah orang-orang menantang keras para penjajah saat itu, sehingga harus menerima pembantaian yang kejam. “Saya turut ucapkan duka citanya kepada para korban sekaligus pahlawan yang gagah berani melawan para penjajah di masanya,”ujar Kapolres Majene.
Lebih jauh, kata Andi Achmad, fakta ini sekaligus membuktikan secara simbolik, bahwa Provinsi Sulbar, khususnya suku Mandar mempunyai peranan dan andil yang besar dalam proses Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diraih. “Sebagai bentuk penghormatannya kepada para korban, kita berkesempatan menaburkan bungan ke makam-makam yang ada di lokasi,” ujarnya. Kegiatan itu juga dihadiri, Bupati Polman, Wakil Bupati Majene, Kepala Disbudpar Majene, Dandim 1401 Majene dan seluruh tamu undangan lainnya.(edy/B)