PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID – Ratusan Calon jamaah haji (CJH) tahun 2020, kembali di vaksin meningitis oleh Dinas Kesehatan setelah dua tahun tidak jadi berangkat.
Vaksinasi tersebut dinyatakan kadaluarsa, Sehingga perlu suntik ulang di Balai Ainun Habibie, Rabu 23 Oktober 2021.
Vaksin meningitis sebagai syarat oleh pemerintah Saudi bagi CJH. Vaksin ini dapat membentuk antibodi terhadap bakteri Neisseria meningitis kelompok A, C, W, dan Y.
Kepala kantor kementrian Agama Kota Parepare, H. Abdul Gaffar, mengatakan sekiranya 124 calon jamaah haji yang di vaksin meningitis. Ia menerangkan, dengan kerajasama dinas kesehatan para CJH diarahkan untuk melaksankan vaksin meningitis.
“Kan masa aktinya dua tahun, setelah dua tahun kembali vaksin meningitis untuk menjaga-jaga apabila ada pemberangkatan tahun ini,” ungkapnya.
Untuk pemberangkatan kata dia dari penyampaian pemerintah pusat setelah kementrian luar negeri berkomunikasi dengan pemerintah kerajaan Arab Saudi katanya ada pemberangkatan haji diluar Saudi pada tahun 2022. Namun katanya untuk kuota belum ditahu pasti.
“Untuk kuotanya kita tidak tahu sampai sekarang karena pihak pemerintah Saudi belum menentukan kuota yang diberikan untuk masing-masing negara. Tapi kami tetap optimis hingga bulan ramadhan ini, yang jelas proses pemberangkatan harus selesai semua kurang lebih dua bulan sebelumnya,” ungkapnya.
Ia berharap kuota yang diberikan ke kota Parepare lebih dari daerah yang lain.
Hingga saat ini masih banyak yang masih menunggu pemberangkatan haji, dengan perhitungan menunggu 38-39 tahun. Hingga saat ini yang masih CJH yang masih menunggu sekitar 4000 lebih.
Bukan hanya vaksinasi menginitis, CJH juga dianjurkan untuk vaksinasi flu dan pemeriksaan kesehatan.
Pengelola Program Haji, Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Parepare, Aprianti menerangkan untuk vaksinasi meningitisnya gratis .
Tetapi apabila ada yang ingin suntik flu dibandrol harga Rp.300 ribu.
Ia menjelaskan masa kekebalan tubuh untuk vaksin meningitis hanya sampai dua tahun.
“Terakhir vaksin itu tahun 2020 bulan Maret. Jadi sudah dua tahun kita ulang kembali. Sekaligus kita lakukan pembinaan kesehatan seperti screening factor resiko tidak menular” ungkapnya.(ana/B)