MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID – Kelangkaan minyak goreng masih saja terasa di Kabupaten Majene. Terlebih menjelang bulan suci Ramadan yang tinggal beberapa hari ke depan. Warga masih kesulitan mendapatkan kebutuhan dapur tersebut.Hal itu membuat pihak Dinas Koperasi, UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskop UKM Perdagrin) Majene terus melakukan pengawasan dan pemantauan di sejumlah pedagang. Baik pedagang di Pasar Sentral Majene maupun di sejumlah toko dan pasar tradisional di daerah ini.
“Kami selalu melakukan pemantauan dan pengawasan ketat terhadap para pedagang, terkait kelangkaan minyak goreng. Apalagi hal ini menjadi isu nasional, sehingga harus lebih serius untuk diawasi,” kata Kepala Dinas Koperasi UKM Perdagrin Majene H Busri, kemarin.
Dikatakan dalam setiap waktu tidak luput dari pengawasan. Bahkan seringkali mendatangi langsung toko pedagang hingga ke ruang gudang. Namun, belum ada ditemukan adanya kecurangan atau menimbun minyak goreng tersebut.
“Artinya, jika ditemukan ada pelanggaran para pedagang, maka pihaknya tidak segan-segan langsung mencabut izin usaha tersebut. Karena itu jangan main-main sesuatu hal yang cukup berisiko,” ancam Busri.
Selain itu, ia juga menuturkan, setelah beberapa kali melakukan sidak ke sejumlah gudang pedagang, hanya mendapatkan informasi para pedagang, mengaku barang yang diperoleh seperti minyak goreng dari distributor cukup terbatas, bahkan terkadang terhenti.
Itu yang membuat kelangkaan minyak goreng akhir-akhir ini.
Sementara dari sejumlah pedagang minyak Mandar menuturkan, saat ini stok minyak Mandar masih mencukupi kebutuhan konsumen.
Hanya saja, harganya ada kenaikan dari sebelumnya. Seperti untuk satu botol air mineral kecil seharga Rp21 ribu, botol sedang Rp40 ribu, dan botol besar Rp60 ribu. (edy/B)