PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Menjelang pertengahan puasa, para pelaku perjalanan transportasi laut atau penumpang kapal laut, mulai terlihat memadati Pelabuhan Nusantara Parepare dalam sepekan terakhir ini di Pelabuhan Nusantara Parepare. Petugas pun mewanti-wanti setiap barang bawaan, diperiksa secara ketat.
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Nusantara (KPN) Polres Parepare, Iptu Sukri menjelaskan, kedatangan KM Bukit Siguntang dari Balikpapan yang memuat penumpang sebanyak 1.003 jiwa. "800 turun di Pelabuhan Nusantara Parepare, dan 203 lanjut ke Pelabuhan Makassar," ujarnya.
Ia menegaskan, Polsek Pelabuhan melakukan pemeriksaan ketat terhadap setiap penumpang dan barang bawaan. Begitupun membantu petugas untuk pemeriksaan dokumen syarat perjalanan. "Termasuk mengimbau pemakaian masker dan penerapan protokol kesehatan. Kami bersama instansi kepelabuhanan," ujarnya.
Pengawasan terhadap pemudik pun turut dilakukan petugas dari instansi kepelabuhanan, seperti KSOP, KKP, dan Pelindo bertugas memeriksa dokumen syarat penumpang. Kasi Lala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare, Asrul menyebutkan, sesuai data manifes, kedatangan Kapal Pelni, KM Bukit Siguntang dari Balikpapan memuat 800 penumpang yang sandar di dermaga Pelabuhan Nusantara Parepare.
"800 jiwa. 747 orang dewasa, 53 bayi," ujarnya. Sementara, Kacab Pelni Parepare, Herman Hamid mengatakan, kondisi penumpang masih normal belum ada peningkatan. "Belum ada peningkatan. 800 penumpang tiba. Sementara, kapasitas KM Bukit siguntang dan KM Lambelu masing-masing kapal bisa menampung 2.003 orang," tandasnya.
Takut Kehabisan Tiket
Para perantau yang bekerja di Kalimantan kebanyakan memilih mudik atau pulang kampung lebih awal melalui Pelabuhan Nusantara Parepare. Mereka lebih memilih mudik lebih awal dengan alasan takut kehabisan tiket.
Tak hanya itu, juga menghindari terjadinya sesak akibat kapal kelebihan penumpang karena diprediksi lonjakan penumpang akan naik dibanding dua tahun terakhir ini. Seperti salah satu penumpang, Amiruddin mengatakan mudik lebaran untuk bersama orangtua. Ia memilih mudik lebih awal karena khawatir di atas kapal sangat sesak karena kepal kelebihan penumpang.
Tak hanya itu, ia juga lebih memilik mudik lebih cepat agar bisa berlama-lama bersama keluarga di kampung halaman menjalani ibadah puasa. "Mudik Supaya bisa puasa sama orang tua. Dan lebih lama di kampung halaman," katanya.
Beda halnya dengan Safruddin mengaku mudik lebih awal agar tidak kehabisan tiket. Selain itu juga dalam rangka libur lebaran."Dari Tarakan. Kerja di sana. Pulang cepat supaya tidak kehabisan tiket," ujarnya.
Penumpang lain, Rahmat asal Tarakan mengaku pulang kampung lebih cepat untuk hindari keramaian."Saya sendiri. Pulang dalam rangka pulang kampung. Pulang lebih awal untuk menghindari keramaian. Saya mau pulang ke Polman. Sudah setahun merantau, bekerja sebagai penjaga tambak," jelasnya.
Rahmat mengaku menggunakan vaksin dosis dua plus antigen sebagai syarat perjalanan. "Syarat dokumen yang digunakan, vaksin dua dan antigen," pungkasnya. (nan)