MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Upaya untuk menggali potensi dan melestarikan plasma nutfah tanaman pangan sangat penting dalam penyediaan sumber daya genetik tanaman, pemuliaan tanaman, konservasi lingkungan dan untuk keragaman jenis tanaman dalam rangka mendukung ketahanan pangan.
Salah satunya adalah pisang lokal atau loka pere yang merupakan sumber daya genetik tanaman di Kabupaten Majene. Meski keberadaan loka pere saat ini, sangat sulit ditemukan. Itu lantaran petani tidak begitu memperhatikan sistem budi dayanya.
Hal ini bisa terjadi karena belum ada nilai ekonomi yang membedakannya dari jenis pisang lainnya, padahal konsumen cenderung mencari pisang loka pere.
Untuk meningkatkan nilai ekonomi loka pere sebagai tanaman hortikultura yang familiar di Kabupaten Majene ini, akan kembali dikembangkan melalui program Pemerintah Desa (Pemdes) Adolang Dhua, Kecamatan Pamboang untuk menjadikan komoditi andalan dalam sektor ekonomi bernilai tinggi tersebut.
Kepala Desa Adolang Dhua Burhanuddin menjelaskan, loka pere saat ini sudah mulai dilirik Dinas Pertanian Provinsi Sulbar, bahkan sudah menerbitkan buku tentang jenis pisang loka pere yang banyak mengandung nutrisi itu.
"Bahkan kita sudah kedatangan warga negara asing yang berkebangsaan Amerika bernama Terry Barnes Vie Vyanti, yang sudah lama tinggal di Indonesia, dan sangat tertarik dengan komoditi loka pere setelah membaca di media," terang Burhanuddin, Rabu, 27 April 2022.
Dijelaskan, warga asing dari Amerika itu sengaja datang mengunjungi lokasi pengembangan tanaman pisang loka pere di Desa Adolang Dhua, Kecamatan Pamboang, Majene.
"Dia tertarik untuk mengembangkan dalam bentuk olahan, seperti kerupuk, bahan kue dan lain sebagainya," jelasnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Desa Adolang Dhua untuk lebih giat lagi mengembangkan loka pere lokal tersebut.
"Mungkin selama ini kita terkendala dalam pemasaran, karena masyarakat luar belum mengetahui isi kandungan loka pere. Akan tetapi saat ini peluang bisnis loka pere sudah sangat menjanjikan," ujarnya.
Ia mengaku, sangat optimis dengan kehadiran warga asing dengan menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan dan mempromosikan loka pere ke luar daerah. Bahkan mengaku pasarkan sampai kenegaranya.
"Ke depan pemasaran loka pere akan mudah dan bahkan nilai jualnya juga bagus," ungkapnya.
Kunjungan orang asing, lanjutnya, selain melihat buah loka pere, juga melihat jumlah pengembangan pohon produktif yang ditanam masyarakat Desa Adolang Dhua. Untuk lebih mendalami kondisi ini dia akan tinggal selama tiga bulan untuk mengolah loka pere. Selanjutnya kalau cocok akan segera bangun kerja sama dengan pemerintah setempat.
Dengan demikian Burhanuddin berharap, selaku Pemdes Adolang Dhua, para petani dapat termotivasi untuk lebih giat lagi menanam loka pere. Karena selama ini yang jadi kendala memang pemasarannya, juga cara pengelolaan dalam bentuk yang lain. Saat ini sudah ada investor asal Amerika siap membantu. (edy)