Bahas Penetapan Hari Jadi Kebudayaan Polman

  • Bagikan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Polman menggelar FGD penentuan hari jadi kebudayaan, di aula Dispen

POLMAN, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Dalam rangka menetapkan dan menentukan hari jadi kebudayaan Di kabupaten Polman Provinsi Sulbar, Dinas pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Polman menggelar Fokus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di aula dinas pendidikan, Selasa, 17 Mei 2022.

Dalam FGD tersebut beberapa pakar, aktivis, dan pegiat Budaya serta Pemerhati budaya hadir dalam diskusi itu, diantaranya Muh, Ridwan alimuddin, Adil Tambono, Adi Arwan Alimin, Darwin Badaruddin, DR.Sri Mustikawati, Andi Aprasin Lamattulada, Dr Aco Musaddad, Anwar sewang, As'ad Sattari dan kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Polman Andi Masri Masdar.

Andi Masri Masdar mengatakan Kabupaten Polman memiliki daerah kerajaan seperti dengan daerah lain di Sulsel namun Polman belum ada hari jadi Kebudayaan sementara daerah lain Sulsel daerah kerajaannya sudah memiliki hari kebudayaan.

Selain itu berangkat dari kegelisahannya selaku Kepala Dinas yang ingin mengangkat budaya yang ada di Polman. Selain meningkatkan mutu pendidikan Polman, ia juga akan mengangkat Budaya di Polman ke level internasional.

"Makanya saya buat inisiatif sehingga saya coba sampaikan ke Bidang budaya untuk menggelar FGD untuk menentukan hari kebudayaan kabupaten Polman, saya pikir yang hadir disini semua sudah mewakili Masyarakat Polman karena disini sudah berkumpul semua ada tokoh Binuang, Palili, serta para pakar budaya,"jelas Andi Masri Masdar.

Ia menilai budaya Polman dari tahun 80-an stagnan, diharapkan hari ini bisa disimpulkan dan diputuskan hari jadi kebudayaan Kabupaten Polman. Kedepan sudah bisa berbuat lebih besar lagi tentang kebudayaan yang ada di Kabupaten Polman.

Salah satu peserta FGD Penentuan hari jadi kebudayaan Dr Aco Musaddad mengatakan kalau mau memilih dan menetapkan hari jadi kebudayaan harus melihat beberapa pertimbangan. Diantaranya momentum bersejarah budaya, dan juga pendekatan sejarah.

Sementara itu pemerhati budaya Mandar, Ridwan Alimuddin mengatakan, untuk rujukan penentuan hari jadi kebudayan, ada kegiatan Seminar kebudayaan Mandar pertama yang dilaksanakan di SD 1 Tinambung pada tahun 1971 ini akan dijadikan rujukan, namun untuk hari dan tanggalnya belum dapat di sampaikan berhubung tidak terbaca di dokumentasi.

"Namun narasi dan deskripsi akan disampaikan untuk menjadi bahan pertimbangan kenapa hari itu dijadikan sebagai hari jadi Kebudayaan Mandar di Kabupaten Polman," ungkap Ridwan Alimuddin.

Kemudian harus menunggu riset dan diskripsi narasi seminar itu, 2 atau 3 hari kedepannya. "Akan dilakukan pertemuan kedua untuk menyimpulkan Hari dan tanggalnya karena referensi sudah ada tinggal tunggu narasi dan deskripsinya," tambah Ridwan. (Win)

  • Bagikan