Bongkar batu bara di pelabuhan Cappa Ujung Parepare terlihat masih menimbulkan pencemaran, terjatuh di laut dan menimbulkan debu.
PAREPARE, PARE POS -- Lima ribu ton lebih batu bara kembali tiba di Pelabuhan Cappa Ujung Kota Parepare, Selasa siang, 24 Mei 2022.
Batu bara ini rencananya kembali dikirim ke PT BLG Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang melalui jalur Parepare.
Dari pantauan PAREPOS.FAJAR.CO.ID, bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cappa Ujung, menggunakan dua alat berat excavator yang berada di tumpukan batubara di atas Tongkang.
Sementara tersedia lebih dari 10 armada angkut, baik truk kecil hingga dumb truk secara bergantian memuat batu bara.
Ada dua truk yang yang diisi batu bara oleh dua alat berat. Pada saat pemindahan batubara dari tongkang menggunakan alat berat ke mobil truk, pinggiran tongkang ditutupi tripleks untuk menghindari jatuhnya batu bara ke laut namun itu hanya satu saja. Sementara truk lainnya hanya merapatkan bagian belakang truk ke pinggir dermaga.
Kendati demikian, hal itu belum maksimal, sebab masih banyak tumpahan batu bara berjatuhan ke laut.
Selain itu, batu bara tidak dilembabkan terlebih dahulu atau dalam kondisi kering. Debu debu batu bara pun beterbangan, baik saat pemindahan dari tongkang ke truk, hingga proses mobilisasi. Itu juga didukung adanya angin di dermaga pelabuhan dan cuaca yang panas.
Menurut Asisten 2 Pemkot Parepare, Suriani, Pemkot Parepare sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang melibatkan DLH dan Dishub.
"Pemkot sudah melakukan koordinasi berupa pertemuan pada hari Jumat yang lalu," bebernya.
Kendati demikian, baik kedatangan batu bara maupun hasil koordinasi itu belum dilaporkan kepada pimpinan dalam hal ini Wali Kota Parepare.
"Untuk posisi terakhir belum kami laporkan. Begitu juga hasil pertemuan dengan pihak terkait," katanya.
Terkait dampak lingkungan maupun kerusakan jalan saat mobilisasi, Suriani mengatakan, Pemkot akan menjadwalkan pertemuan dengan pihak PBM.
"Insya Allah besok kami jadwalkan pertemuan dengan Penanggung Jawab PBM," ungkapnya.
Selain itu, kata dia, sudah ada tim yang ditugaskan melakukan pemantauan terkait dampak Bongkar muat batu bara.
"Sudah ada tim yang ditugaskan memantau dampak yang ditimbulkan," katanya.
Tidak hanya itu, terkait pantauan Pare Pos, Suriani mengapresiasi dan dijadikan bahan pembahasan lebih lanjut.
"Akan menjadi bahan pembahasan kami,",l katanya.
Adanya batu bara yang berserakan di dermaga hingga berjatuhan ke laut, Suriani menyebut itu akan meminta penjelasan dari KSOP.
"Di dermaga kewenangan KSOP. Namun, ini yang juga kami minta penjelasan dari KSOP tentang sejauh mana pengawasan yang dilakukan selama ini berdasarkan rapat Jumat kemarin," ungkapnya.
Tak sampai di situ, terkait pemantauan DLH di lokasi, Suriani telah menerima pantauan sejauh ini.
"Sudah saya bicara pak Kadis DLH. Diupayakan DLH dan Gakum Provinsi bisa ke Parepare karena ini terkait dua daerah yaitu Parepare dan Pinrang.
Terpisah, salah satu warga sekitar pelabuhan, Rahman mengatakan, saat mobilisasi melewati rumahnya, batu bara menyebabkan debu, membuat jalan kotor dan hitam.
"Kotor jalanan, hitam. Debunya juga. Kalau kencang angin timur, rumah saya mandi debu. Apalagi kalau batu bara dimuat truk," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, apalagi mobilisasi ya itu melewati jalan yang belum diaspal. Di situ kata dia, pasti berdebu dan bercampur.
"Setelah melewati jalan itu, pasti kondisi truk sedikit terangkat atau berguncang. Di situ banyak anak-anak bermain kalau sore. Ada juga penjual banyak," lanjutnya.
"Kalau malam hari mobilisasi kota dibuat begadang," tambahnya. (Nan)