DUSHANBE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID–Pemerintah Tajikistan menjadi tuan rumah kegiatan International High-Level Conference on the International Decade for Action “Water for Sustainable Development”, 2018-2028 yang adakan pada tanggal 6-9 Juni 2022.
Konferensi ini akan menghasilkan tiga dokumen. Ringkasan Bersama Tingkat Pimpinan (Co-chairs’ Summary), Deklarasi Akhir (a Final Declaration) yang akan diadopsi oleh perwakilan negara dan organisasi yang berpartisipasi, dan Agenda Aksi dan Kemitraan (a Call for Action and Partnership) yang disiapkan oleh Sekretariat Konferensi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan Keynote Speech pada acara K-Water’s Side Event Global Water Leaders Seminar: Water, Climate Change and Capacity Building di Dushanbe, Tajikistan pada Selasa 7 Juni, lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kebutuhan air meningkat secara signifikan karena urbanisasi yang cepat, populasi yang terus bertambah, dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Di sisi lain, ketersediaan air semakin terbatas.
“Isu perubahan iklim, sumber air tanah yang terkuras, serta kondisi sungai dan danau yang tercemar juga menambah tekanan lebih lanjut pada masalah krisis air. Kita akan mampu bertahan dari tantangan tersebut apabila kita dapat mengoptimalkan air yang tersedia serta mengoptimalkan adaptasi terhadap perubahan iklim,” ungkap Menteri Basuki.
Selain itu, Menteri Basuki mengajak setiap negara di dunia agar mempersiapkan pengembangan kompetensi insinyur-insinyur muda agar mampu menjawab tantangan-tantangan bidang sumber daya air global.
“Perlu dipikirkan bagaimana kita dapat merancang pengembangan kapasitas dan pendidikan yang dibuat khusus untuk mempersiapkan insinyur muda dan memungkinkan berjalannya regenerasi yang lebih baik,” terang Menteri Basuki.
Menteri Basuki juga mengundang seluruh peserta untuk menghadiri World Water Forum 2024 di Bali. “Selain menghadiri World Water Forum 2024, kami juga mengajak seluruh keluarga peserta untuk menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia”, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan, Dr. M. Fadjroel Rachman mengatakan bahwa air adalah sumber kehidupan oleh karena itu semua pihak di dunia harus memikirkan dan melakukan aksi untuk tata kelola air yang lebih baik. "Air adalah sumber kehidupan. Melupakan masa depan air berarti melupakan masa depan umat manusia," tutur Dubes Fadjroel. (*)