POLMAN, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) wilayah Sulawesi bekerja sama dengan Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulbar menggelar pelatihan kewirausahaan bagi para kelompok pengusaha hasil hutan.
Kegiatan tersebut di laksanakan di hotel Sinar Mas, Rabu, 15 Juni 2022, dalam kegiatan itu sebanyak 30 pelaku usaha kelompok pengelola hasil hutan dari 4 kabupaten di Sulbar yakni Polman, Mamuju, Mamasa dan Mateng, hadir dalam kegiatan itu Kadis kehutanan Provinsi Sulbar H.Hamzah.S, Kabid perlindungan hutan, Nenny Tandirapak, kepala Seksi BPSKL Wilayah Sulawesi Marten Pappang dan beberapa staf Dishut Sulbar.
Kadis kehutanan Provinsi Sulbar H. Hamzah mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh BPSKL wilayah Sulawesi, karena selama ini masyarakat pelaku usaha hasil hutan banyak terkendala oleh pemasaran Produk sehingga kegiatan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk dapat berwirausaha dengan mandiri dan mampu memasarkan produk level lebih luas demi kesejahteraan mereka.
"Kita apresiasi kegiatan ini dan kita berharap kegiatan ini berdampak positif pada pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebab mereka sudah dapat pelatihan bagaimana mengemas barang dengan standar dan baik agar produk yang diproduksi oleh kelompok masyarakat sudah dapat terjual ke berbagai daerah agar berdampak pada kesejahteraan hidup masyarakat." ujar H. Hamzah.
Sementara itu kepala Seksi Balai Perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan (BPSKL) Marten Pappang mengatakan tujuan dari kegiatan ini bagaimana masyarakat yang mengelola hasil hutan dapat berwirausaha secara mandiri.
Karena selama ini masyarakat banyak terkendala pada proses pengemasan produk, sehingga pada kegiatan ini mengajarkan masyarakat agar produksi hasil hutanya bisa berstandar.
"Selama ini masyarakat kalau memproduksi hasil hutan seperti madu hutan, cengkeh, durian, kemiri dan hasil hutan lainnya itu mereka kemas biasa saja sehingga nilai jual tidak terlalu diminati, makanya melalui pelatihan ini bagaimana masyarakat memperbaiki cara pengemasannya agar kedepan produk mereka lebih luas jangkauannya." terang Marten Pappang.
Salah satu pelaku usaha gula semut asal Kuajang, Polman, Zulkifli, mengaku kegiatan ini sangat menarik dan bagus sebab disini dilatih bagaimana cara mengemas produk yang berstandar. Selain itu, pada pelatihan ini juga bagaimana para kelompok dilatih untuk bisa meningkatkan hasil produksi hutan. (win)