MAKASSAR. PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Suasana haru newarnai wisuda Hafal Qur'an 30 Juz, di Hotel Kenari, Makassar, Senin, 27 Juni 2022. Haru itu bermula saat tokoh nasional, Ilham Arief Sirajuddin naik ke podium memberi sambutan.
Sebelum ke podium, IAS mengikuti rangkaian acara yang menjelaskan dengan gamblang program menghafal Alquran intensif yang dilaksanakan oleh Karantina Tahfiz Nasional (KTN) Darul Istiqamah ini. Termasuk saat para wisudawan dan wisudawati mementaskan nasyid (lagu--red) KTN tanpa musik.
Mereka yang diwisuda adalah angkatan 24 KTN. Berasal dari berbagai daerah. Mereka ternyata sudah menjalani hidup begitu mulia dan luar biasa. Dikarantina di hotel sebulan penuh. Menghabiskan waktu hanya dengan Alquran, bersama Alquran. 12 jam sehari mengaji dan murajaah (mengulang hafalan--red). Mereka tidak bersentuhan gadget, tidak menonton televisi, total melepas kontak dengan dunia liar.
Mereka bertekad meraih kemuliaan lewat kalam Ilahi. Sekaligus, menjadi salah satu cara benahi negeri ini. Target satu keluarga ada satu hafiz hafidzah akan jadi nyata atas izin Allah. Inilah target besar KTN ini. Pada mereka, bulat tekad untuk murajaah selama hayat di kandung badan. Dalam sebulan, berhasil merampungkan hafalan 30 juz.
Di atas podium, IAS berkali-kali terdiam. Sesekali membuka kacamata, lalu menyeka airmata yang seperti enggan berhenti berlinang. "Saya merasa cukup cemburu. Karena hati lembut untuk bisa bergaul dengan Alquran seperti yang adik-adik wisudawan miliki, karunia Allah Swt yang diberi tidak sembarangan kepada hamba-Nya," kenang IAS.
"Saya juga tidak bisa menggambarkan, kecintaan seperti apa yang adik-adik wisudawan miliki kepada Alquran, sehingga bisa bertekad menjalani karantina sebulan penuh. Tidak pakai Hp, tidak menyaksikan dunia luar. Di tengah pola hidup generasi sekarang yang tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Saya kagum, bangga, sekaligus cemburu dengan ketenangan yang pasti hadir di hati adik-adik wisudawan".
IAS mengaku tidak perlu bertanya kepada orang tua dan keluarga para wisudawan. "Pasti bangga, bahagia punya anak yang sudah memberi sebuah istana di Surga sebagaimana janji Allah Swt," kata wali kota Makassar2004-2014 ini.
Anggota DPRD Sulsel, Muzayyin Arief menceritakan bagaimana program hafal Quran sebulan ini sebenarnya membuka ruang bagi mereka yang ingin menghafal Alquran tanpa harus mondok tahunan.
"Program ini adaptif bagi mereka yang bekerja, sekolah atau lainnya. Juga tidak membatasi batas umur atau jenis kelamin. Bagi pekerja mereka bisa cuti, pelajar mengisi waktu libur, dan mereka bisa menjadi penghafal Alquran dalam waktu relatif singkat, namun tetap harus murajaah agar hafalannya tidak hilang" jelas wakil ketua DPRD Sulsel ini.
Setelah angkatan 24 ini, TKN sudah berhasil mewisuda sedikitnya 1600-an penghafal Alquran. (*)