Wabup Majene Arismunandar saat gelar rakor penanganan pasca gempa bumi dan berharap warga pengungsi kembali ke rumah. (Foto: Ardedy)
MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Ribuan pengungsi akibat gempa yang berkekuatan 5,8 skala richter, terjadi pada Rabu 8 Juni, pukul 12:32:36 WIB, Lintang 2.74 LS Bujur : 118.54 BT dengan kedalaman 10 kilometer pada lokasi 51 kilometer Barat laut Majene Sulbar.
Pengungsi ini, tersebar di sejumlah titik terdampak di wilayah Kecamatan Malunda, Di antaranya Desa Maliaya, Mekkatta, Mekkatta Selatan, Lombong, Lombong Timur, Bambangan, Salutahongan, Kelurahan Malunda, Lamungan Batu, dan Kecamatan Ulumanda, yakni Desa Sulai, Salutambung, Ulumanda serta Kecamatan Tubo Sendana.
Berdasarkan analisa Badan Mitologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta instruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bahwa gempa yang terjadi pada Rabu 8 Juni, merupakan puncak gempa dan setelahnya hanya ada gempa gempa kecil di masa peluruhan gempa yang besar.
Dari dasar BMKG dan BNPB ini, sehingga diharapkan kepada para pengungsi kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti sediakala.
“Insya Allah mudah-mudahan tidak akan ada lagi gempa susulan yang lebih besar, silahkan kembali ke rumah dan beraktifitas kembali,” pinta Wakil Bupati Majene Arismunandar pada Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Pasca Gempa di ruang Rapat Wakil Bupati Majene, kemarin.
Wabup Arismunandar menginstruksikan hal itu, agar pihak Pemerintah kecamatan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene segera melakukan pendataan tentang rumah warga yang mengalami kerusakan.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Majene Ilhamsyah melaporkan telah mendapatkan dana siap pakai dari BNPB Pusat sebesar Rp250 juta.
“BPBD Majene juga telah mengeluarkan SK tanggap darurat sebagai dasar dari Provinsi Sulbar dalam menyalurkan bantuan, tersebut, ” akunya.
la mengatakan, pasca kejadian gempa 5,8 SR itu telah dilaporkan ke Pemerintah Provinsi Sulbar terkait jumlah pengungsi sebanyak lebih 7.000 orang.
“Data ini hasil laporan yang dirangkum dari setiap kepala desa, mulai dari Desa Maliaya hingga di Kecamatan Tammero’do. Meski demikian, kita tetap mendata secara akurat jumlah pengungsi hingga saat ini,” sebutnya.
Ilhamsyah juga melaporkan, masih terdapat bantuan berupa logistik dari BNPB Pusat berupa beras, air mineral, mie instan sebanyak dua truk.
“Bantuan logistik ini sudah dalam perjalanan ke Mamuju dan sebelum diserahkan ke kita akan diserahkan dulu ke Pemprov Sulbar,” terangnya.
Kesempatan sama, Camat Malunda Salahuddin juga menyampaikan, hingga saat ini ribuan warga di Kecamatan Malunda masih bertahan di tenda pengungsian.
"Saat siang hari banyak yang kembali di rumah untuk beraktivitas, namun untuk malam hari tetap berlindung di tenda pengungsian,” jelasnya. (edy)