PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Ketua PC Fatayat NU Parepare, Maryam B, S.Pd terus aktif melakukan sosialisasi terkait masalah perempuan dan bahkan melakukan pendampingan pada beberapa perempuan korban perkawinan anak dan korban kekerasan seksual.
Kegiatan ini telah dilakukan sejak masuk sebagai Simpul Rahima melalui Seleksi. Rahima adalah sebuah Jaringan yang beranggotakan kaum cendekiawan muslim, pakar bahasa, pakar hadits, dan lainnya yang bergerak dalam upaya perlindungan hak-hak perempuan.
Maryam telah aktif di Rahima dan menjadi simpul Rahima (Sebutan bagi anggota yang dikader oleh Rahima) sejak berdomisili di Kabupaten Sidrap. Saat itu dia juga mengambil alih Ketua PC Fatayat NU Sidrap.
Sejak itu, sejalan dengan misi Fatayat NU, Maryam menjalankan amanah sebagai Simpul Rahima dengan melakukan sosialisasi dampak buruk perkawinan anak bagi siswa-siswi dan ibu-ibu majelis taklim.
Selain itu Guru Madrasah ini juga beberapa kali melakukan pendampingan terhadap perempuan korban perkawinan anak.
"Saya juga pernah bekerjasama dengan salah satu dokter di Sidrap untuk masalah stunting, kekerasan seskual dan beberapa permasalahan remaja perempuan lainnya,"ungkap Ketua Pembina Istana Tahfiz 03 Binaan Fatayat NU Parepare ini.
Setelah hijrah ke Kota Parepare, Ibu dari dua anak ini, tetap aktif menjalankan amanah senagai Simpul Rahima, apalagi di Kota Kelahiran Presiden RI ke tiga, BJ Habibie ini dia kembali terpilih menjadi Ketua PC Fatayat NU Parepare.
Beberapa kali mengikuti kegiatan 'Tadarus' yang dilakukan oleh Rahima menambah wawasannya untuk tetap berada dijalur perjuangan hak-hak perempuan. Bahkan selama di Parepare, Maryam sudah beberapa kali aktif sebagai pembicara terkait masalah perempuan, bahkan pernah diundang ke Sulawesi Barat sebagai pembicara atas nama Simpul Rahimah. Termasuk saat ini juga masuk seagai anggota Forum Partispasi Publik Untuk Kesejahteraan Peremouan dan Anak (PUSPA), sebuah wadah untuk perlindungan perempuan dan anak.
"Tapi yang paling penting, misi utama PC Fatayat NU Parepare bagaimana aktif dalam memperjuangkan perempuan dan anak. Dan kami selalu melibatkan diri dalam masalah ini,"katanya.
Dan satu lagi bukti kongkrit dalam upaya pemenuhan hak-hak anak, Maryam melalui wadah Fatayat mendirikan rumah tahfiz dan Raudtul Atfal (RA) yang saat ini sudah memasuki tahun kedua sejak didirikan dengan jumlah Santri yang sudah hampir diangka 200.
"Sebenarnya kalau tidak kita batasi santrinya sudah tembus 200an, cuma karena tempat yang tidak memungkinkan jadi kita batasi. Semoga ke depan akan semakin meningkat, karena kebetulan sudah ada wakaf tanah untuk lokasi pembangunan untuk RA dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Cuma sekarang masih penggalangan dana untuk pembangunan,"jelasnya. (*)