JAKARTA, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah. Rupiah nyaris menyentuh level psikologis baru di posisi Rp 15 ribu pada perdagangan Selasa, 5 Juli 2022.
Anggota Komisi XI DPR RI, Ir H Kamrussamad ST MSi mengingatkan dampak pelemahan rupiah harus diantisipasi. Khususnya untuk komoditas bahan baku yang berasal dari negara lain.
"Pelemahan nilai tukar rupiah bisa memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor. Sejauh ini memang imported inflation belum dirasakan karena produsennya memang masih menahan harga di tingkat konsumen. Tapi kalau rupiah tertekan, biaya impor akan naik signifikan akibat selisih kurs. Dan imbasnya ke konsumen juga,"ujarnya.
Pada dasarnya, kata Kamrussamad, kondisi ini harus diantisipasi karena ada dampak ke barang yang kita impor. Sementara banyak bahan baku industri kita yang berasal dari negara lain. Ini akan berdampak sistematis kepada kenaikan harga-harga.
"Inflasi Indeks Harga Konsumen di Juni ini meningkat 4.35% dibanding tahun sebelumnya. Padahal Mei dan Juni lalu, nilai tukar rupiah masih di bawah Rp 15.000. Apabila tidak diantisipasi, persoalan ini akan mendorong kenaikan inflasi yang saat ini sudah tinggi,"tutupnya(*)