Pemdes Mekkatta, Kecamatan Malunda menggelar rembuk stunting di Aula Kantor Desa Mekkatta.
MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Desa (Pemdes) Mekkatta, Kecamatan Malunda menggelar rembuk stunting yang dikemas Optimalisasi Cakupan Intervensi Tujuh Paket Layanan Konvergensi Stunting.
Rembuk stunting ini, dibuka Kepala Desa (Kades) Mekkatta Muhammad Haeruddin, dihadiri Kasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Majene, Tim TPPS Kabupaten, aparat desa, kader posyandu, kepala PAUD, pendamping desa, dan pihak Dinas Kominfo Majene di Aula Kantor Desa Mekkatta, kemarin.
Haeruddin menuturkan, di wilayah Sulawesi Barat, salah satu masalah harus terus diperangi, tidak terkecuali Kabupaten Majene yang masih menjadi daerah dengan angka tertinggi. "Upaya pemerintah saat ini terus menekan perkembangan stunting, termasuk kegiatan rembuk pencegahan stunting setiap desa," ujarnya.
Rembuk stunting, lanjutnya, bersifat wajib berdasarkan regulasi yang diinstruksikan pemerintah pusat. Maka, melalui rembuk stunting juga rangkaian pramusyawarah desa untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa 2023, dan menjadi amanat Pemdes untuk memprioritaskan dana desa 2023 tentang pencegahan stunting.
Sementara, mewakili Camat Malunda Syarifuddin Zain mengucap terima kasih kepada Pemdes Mekkatta atas terlaksananya kegiatan rembuk stunting.
"Ini akan menjadi langkah untuk membangun komitmen pemdes dalam merencanakan, mengimplementasikan, memantau, dan mengevaluasi intervensi yang terpusat guna mengurangi angka gagal tumbuh anak," ulasnya.
Kesempatan sama, Tim Kabupaten Syamsul Maarif menyampaikan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di Seribu Hari Pertama (1000 HPK) kehidupan anak.
"Stunting ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya faktor multidimensi yang penanganannya perlu dilakukan secara multisektoral," pungkasnya. (edy)