PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Program Rujuk Balik atau biasa disingkat PRB adalah program pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang.
Pelayanan kesehatan yang diberikan bagi peserta PRB, mengedepankan pengelolaan pengobatan dengan melibatkan peran beberapa pihak seperti, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, dan Apotek. Apotek sebagai pemberi pelayanan obat program rujuk balik, memberikan pelayanan dan memantau penggunaan obat peserta PRB.
Fadilah (29) adalah salah seorang Apoteker di salah satu Apotek PRB yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mengungkapkan pengalamannya dalam memberikan pelayanan kepada peserta PRB, dengan harapan, program rujuk balik dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi peserta JKN-KIS, salah satunya dapat menjaga kualitas hidup peserta yang berpenyakit kronis dan penyakit yang dideritanya tidak sampai jatuh ke komplikasi yang lebih parah.
“Sebagai pemberi pelayanan obat program rujuk balik, kami selalu memastikan ketersediaan obat bagi peserta PRB. Selain menyediakan obat-obat PRB tersebut, kami juga mengontrol penggunaan obat bagi peserta PRB, agar digunakan secara benar. Karena sebagian besar peserta PRB adalah berusia lanjut, kami juga mengingatkan kepada peserta, agar tidak terlambat dalam mengambil obat dan disipilin dalam penggunaannya,” ungkap Fadilah.
Fadilah juga menuturkan bahwa dengan pelaksanaan program rujuk balik, peserta sangat dimudahkan dan dapat menghemat waktu untuk memperoleh obat, khususnya bagi peserta yang berusia lanjut. hal ini lantaran peserta tidak lagi menunggu lama untuk memperoleh obat.
"Kami juga membuka pelayanan Apotek dari pagi hingga malam, sehingga, peserta PRB memiliki waktu yang panjang untuk berkunjung. Selain itu, kami juga pernah melayani pasien dengan kondisi usia lanjut dan hidup sendiri, sehingga terkadang tidak teratur dalam menggunakan obat, untuk hal seperti ini, kami memberikan perlakuan khusus dengan mengingatkan dalam hal penggunaan obat,” tutur Fadilah.
Fadilah juga menyampaikan masukannya bahwa sinergi seluruh pihak dalam optimalisasi PRB sangat dibutuhkan.
“Menurut saya, sinergi seluruh pihak sangat dibutuhkan dalam mengoptimalkan pelaksanaan PRB. Sinergi yang sudah dibangun saat ini, juga diharapkan dapat terus terjaga sehingga dapat berdampak positif terhadap pelayanan yang diberikan kepada peserta PRB,” tutup Fadilah.(*)