Secara harfiah teknologi adalah identitas yakni benda ataupun bukan benda yang diciptakan secara terpadu.
Dalam penggunaannya teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata.
Oleh : Hartati
Suatu bangsa memiliki identitas sebagai penanda atau ciri khas yang dapat dikenal dan ditunjukkan di kancah internasional dan di mata dunia. Bangsa Indonesia yang merupakan negara berkembang memiliki identitas selain bendera, lagu kebangsaan dan lambang negara juga memiliki budaya yang cukup kuat.
Dimasa ini, yang menjadi ancaman suatu bangsa bukan hanya serangan fisik yang dapat menyerang kapan saja. Namun, kebudayaanlah yang seharusnya dijaga oleh bangsa kita.
Mengapa demikian? Karena kebudayaan kita sekarang perlahan menyusut dan merusak mental serta psikis generasi muda sekarang tentunya sebagai cikal bakal penerus kemajuan dan kokohnya bangsa ini.
Tentunya hal ini dapat membantah pepatah yang sudah ada sejak dulu bahwa apabila kaum wanita suatu bagsa rusak, maka rusak pula bangsa tersebut, ini menjadi PR buat semuanya untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya bangsa kita sebagai warisan para leluhur.
Berbagai negara maju berlomba menciptakan berbagai inovasi yang berteknologi canggih untuk memudahkan segala urusan yang dianggap rumit dikerjakan.
Salah satunya adalah smartphone atau lebih dikenal dengan android. Benda tersebut hampir dimiliki semua orang dan kalangan baik itu dewasa, remaja, bahkan anak di bawah umur saja yang belum pandai mengoperasikan smartphone tersebut sudah memiliki.
Berbagai aplikasi ada mulai dari komunikasi yang dapat menghubungkan orang dari suatu daerah atau negara secara langsung tanpa harus saling mengunjungi, tontonan-tontonan yang menghibur, serta informasi-informasi dari dunia luar semaunya dapat diakses dengan satu alat yang dikemas dalam bentuk smartphone.
Perihal memperoleh kemudahan dalam mendapatkan informasi juga terdapat kekurangan dari teknologi yang satu ini. Salah satunya adalah adab, ini pula yang dapat menjadikan anak sekarang kurang bermoral, misalnya sikap sopan santun seorang peserta didik terhadap orang yang lebih tua dari umurnya dalam hal ini gurunya. Sekarang ini kurang menghormati seorang guru karena pengaruh budaya asing yang didapatkan dari smartphonenya.
Budaya asing tersebut masuk tanpa filter mengusai pikiran dan mental anak bangsa. Seorang anak yang kesehariannya hanya berkutat dengan smartphonenya tentu akan kecanduan dan dapat menggerogoti moral dan akhirnya adab yang dimilikinya perlahan punah.
Ibarat dua sisi mata uang, kita tidak bisa memilih diantaranya karena hal tersebut saling berkesinambungan, tinggal bagaimana kita yang harus smart memilah mana yang sisi baik dan tidak baik dari aplikasi tersebut yang dapat menguntungkan untuk ditiru dan diapresiasikan.(*)