BANDUNG, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Provinsi Jawa Barat ditargetkan bebas campak dan rubela pada 2023. Target tersebut sesuai dengan target nasional. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika Ristandi menuturkan, salah satu upaya untuk mengejar target tersebut yakni memaksimalkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang digelar mulai 1 Agustus hingga awal September 2022.
“Kita ingin mengeleminasi penyakit campak dan rubela ini di tahun 2023 sesuai target nasional, lalu kita akan follow up terus sampai 2026. Imunisasi kali ini tanpa melihat riwayat imunisasi sebelumnya,” kata Ryan.
Selain imunisasi campak dan rubela, dalam BIAN kali ini, Pemerintah juga mengimunisasi anak yang imunisasinya tak lengkap atau belum dilakukan karena terhalang pandemi.
“Jadi ini sekaligus imunisasi yang bolong-bolong akibat pandemi kemarin. Kita akan berikan imunisasi seperti difteri, tetanus, polio dan lain-lain. Hal itu dilakukan untuk mencegah peningkatan kejadian luar biasa akibat imunisasi yang belum lengkap,” ucap Ryan.
Ryan menyebutkan, terdapat 3,6 juta anak yang menjadi sasaran imunisasi dalam BIAN tahun ini di Jawa Barat.
“Terdapat 3,6 juta anak yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Jabar, dan untuk keperluan imunisasi ini sudah kita distribusikan ke masing-masing kabupaten kota,” ucapnya.
Ryan juga menjelaskan, dari 27 kabupaten kota di Jabar, ada 5 kabupaten kota yang menjadi prioritas dalam BIAN yaitu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.
“Lima kabupaten kota ini menjadi prioritas karena cakupan imunisasi di daerah tersebut kita nilai masih kurang,” ungkapnya.
Ryan mengemukakan, kondisi cakupan imunisasi di Jabar hingga pascapandemi baru mencapai sekitar 83 persen. Adapun target Jabar sendiri yakni 95 persen.
“Sampai pascapandemi ini baru 83 persen. Oleh karena itu kita akan kejar cakupannya sesuai target sampai 95 persen. Kita pernah mencapai lebih dari 95 persen sebelumnya,” tuturnya.(*)