Kadisdikpora Majene Harap Lestarikan Bahasa Daerah

  • Bagikan

Kadisdikpora Majene Mithhar Thala Ali menyampaikan sambutan pada upacara bendera di halaman SDN 26 Pakkola, Senin 15 Agustus 2022.

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Di era ini, modernitas yang sarat akan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah merubah jalan hidup seseorang dengan cara berkomunikasi.

Khususnya pada penggunaan bahasa daerah terutama anak-anak dalam berkomunikasi sehari-hari semakin terbelakang, sehingga bahasa daerah (Mandar) semakin terbelakang.

Fenomena yang nyata di kalangan sebagian masyarakat modern pada saat ini, yang katanya maju dan beradab itu, lebih bangga melisankan bahasa Indonesia yang dicampur bahasa asing dalam keseharian.

Untuk lebih melestarikan kembali bahasa daerah, Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Majene Mithhar Thala Ali mengharapkan kepada guru terutama orang tua siswa untuk tetap berkomunikasi dengan anak-anaknya melalui bahasa daerah. Itu sbagai warisan budaya luhur nan agung agar tidak layu dan mati tergilas roda modernitas saat ini.

"Bahasa daerah adalah bahasa yang terkait akan latar belakang etnis, suku, budaya yang mencerminkan identitas bangsa kita ini, cermin kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan bahasa," urai Mithhar Thala Ali Kadisdikpora Majene saat menjadi pembina upacara bendera di SDN 26 Pakkola, Senin, 15 Agustus 2022.

Ia berpesan, kepada para guru dan kepala sekolah untuk tetap menjaga dan memelihara sekolah dengan baik agar tetap dalam kondisi asri sehingga tetap menjadi sekolah Adiwiyata. "Untuk kurikulum merdeka belajar tentu para guru melakukan assesment tentang penilaian kepada anak didik kita," pintanya.

Dijelaskan, dalam assesment kurikulum merdeka tentu melihat cikal bakat anak didik yang dimiliki. "Artinya, kalau anak didik memiliki bakat bahasa daerah, bahasa Inggris atau yang lainnya, kita harus kembangkan, karena kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang tidak disukai," pesannya.

Setelah upacara bendera, juga dirangkaikan Hari Jadi Majene ke-477, dengan pakaian adat dan budaya Mandar, seperti Kepala SDN 26 Pakkola Nurdin Karim, para guru serta para peserta didik di lapangan SDN 26 Pakkola. (edy)

  • Bagikan