Bupati Majene H Andi Achmad Syukri bersama Sekda H Ardiansyah saat memimpin kegiatan sosialisasi teknis pagelaran budaya missawe sayyang pattuddu.
MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Melestarikan budaya daerah tidak hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab setiap masyarakat yang ada.
Di Kabupaten Majene memiliki budaya yang beragam, di antaranya Sayyang Pattu'du (Kuda Menari), Parrawana (Musik Daerah), dan masih banyak lainnya.
Budaya tidak hanya terkait dengan bahasa daerah, tetapi juga tarian daerah, lagu daerah hingga alat musik daerah. Namun alat musik budaya daerah di Majene (Parrawana) dinilai sudah tidak asli lagi alias tidak mencerminkan kebudayaan Suku Mandar tersebut.
"Jadi dalam kegiatan nanti, kita tampilkan musik rebana tradisional Mandar yang asli, karena alat musik rebana yang biasa dipakai sekarang, ada jes, gendang, rinci, dan sebagainya," sebut Rustam Rauf Kepala Disbudpar Majene pada Sosialisasi Teknis Pagelaran Budaya Missawe Sayyang Pattu'du di Ruang Pola Kantor Bupati Majene, kemarin.
Ia menegaskan, Pagelaran Budaya Missawe Sayyang Pattu'du yang akan dilaksanakan bukanlah sebuah perlombaan, namun bertujuan meningkatkan kelestarian kebudayaan Mandar, baik dari sisi kostum, aksesoris, dan sebagainya.
"Intinya dalam kegiatan ini, adalah sebagai upaya mengembalikan eksistensi kebudayaan Mandar yang sesungguhnya," ungkap mantan Kepala Badan Kesbangpol Majene itu.
Kegiatan sosialisasi dibuka Bupati Majene Andi Achmad Syukri, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Majene Ardiansyah serta para Pimpinan OPD jajaran Pemkab Majene.
Bupati Majene mengatakan, cukup merespon baik kegiatan tersebut. Terlebih dalam memeriahkan Hari Jadi Majene (HJM) ke-477 peringatan ke-8. Semoga kegiatan diharapkan dapat berjalan lancar, aman, dan sukses sesuai harapan semua pihak. (edy)