Para peserta lomba segi tiga perahu tradisional sandeq pada babak penyisihan saat berlangsung di Anjungan Pantai Labuang Kecamatan Banggae Timur, Majene.
MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Babak penyisihan Festival Sandeq Teluk Mandar (FSTM) di Anjungan Pantai Labuang, Kecamatan Banggae Timur, Majene mulai dihelat, kemarin.
FSTM dengan kategori lomba segi tiga ini, dilepas Sekretaris Daerah (Sekda) Majene Ardiansyah sebanyak 18 peserta, dihadiri Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kepala Dinas Pariwisata Sulbar, Kepala Disbudpar Majene, para Asisten, Staf Ahli, Kabag, Forkopimda, serta undangan lainnya.
"Terdapat 18 sandeq dalam babak penyisihan ini, dan dibagi dua grup, yakni grup A diisi 9 peserta begitu juga grup B diisi 9 peserta, bagi peserta yang meraih juara 1, 2, dan 3 pada grup A dan B, akan berlomba pada babak final. Jadi 6 peserta yang mengikuti babak final pada Rabu, 28 September," terang Rustam Rauf Kepala Disbudpar Majene.
Sementara, Sekda Majene Ardiansyah menjelaskan, perlombaan perahu bercadik merupakan kelestarian budaya tak benda dengan kehebatan para pelaut ulung Mandar, dibuktikan dengan perahu sandeq tanpa mesin yang hanya mengandalkan hembusan angin melalui layar model suku Mandar tersebut.
"Budaya Sandeq begitu sarat pengetahuan tentang perhitungan, navigasi, pengetahuan kemaritiman hingga kearifan lokal masyarakat Sulawesi Barat pada umumnya," ulasnya.
Dijelaskan, perahu tradisional sandeq dapat melaju hingga kecepatan 20 sampai 30 knot atau sekitar 50 kilometer per jam, yang perkembangannya saat ini digunakan dalam ajang perlombaan dalam rangka melestarikan budaya bahari di Sulawesi Barat.
"Kita bersyukur kegiatan ini dapat berjalan setelah 2 tahun vakum akibat pandemi. Rangkaian festival ini juga dimeriahkan dengan lomba kuliner tradisional, seminar, dan workshop tentang perahu sandeq bekerja sama Kemendikbud Ristek bersama Pemprov Sulbar dan Pemkab Majene.
Ia berharap, melalui kelestarian budaya tak benda ini mampu mewujudukan Majene Unggul, Mandiri, Religius, dan Berbudaya.
"Perahu sandeq ini, selain warisan budaya, juga salah satu potret karakteristik orang Mandar yang tentunya harus tetap kita jaga kelestariannya," harapnya.
Pantauan, peserta yang meraih juara pada babak penyisihan untuk grup A, yaitu perahu sandeq Cendrawasih, Nur Amana dan Sinar Banggae, sementara peserta juara pada grup B, yakni perahu sandeq Rua Piolo, Merpati Putih, dan Masya Allah. (edy)