Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik bersama Bupati Majene Andi Achmad Syukri foto bersama saat mengunjungi lokasi Food Estate di Lingkungan Tande Timur, Kelurahan Tande Timur, Kecamatan Banggae Timur, Majene.
MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Bupati Majene Andi Achmad Syukri mencanangkan pengembangan Food Estate Kabupaten Majene. Kegiatan itu, dalam rangka mendukung Gerakan Merdeka Pangan dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Provinsi Sulawesi Barat.
"Pencanangan ini, sebelumnya dikunjungi Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik di lokasi Food Estate di Lingkungan Tande Timur, Kelurahan Tande Timur, Kecamatan Banggae Timur yang juga dihadiri Wakil Rektor UN Sulbar, para Pimpinan OPD, Camat Banggae Timur, Lurah Tande Timur dan para Poktan (Kelompok Tani)," terang Andi Achmad Syukri, kemarin.
Dijelaskan, pencanangan Food Estate sebagai upaya dan langkah serius dan bukan hanya dalam bentuk pengendalian inflasi pangan saja, tapi Majene telah mempersiapkan diri untuk menjadi salah satu lumbung pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) ke depan.
"Pak Gubernur Sulbar terkesan dengan lahan yang disediakan Pemkab Majene dan berharap Bumi Assamalewuang akan menjadi pusat hortikultura dan akan berkontribusi untuk ketahanan pangan," sebutnya.
Ia berharap, terus menjalin dan kolaborasi bersama Bank Indonesia (BI) Sulawesi Barat, karena Majene tengah berupaya mengembangkan Food Estate.
"Kita juga berharap BI selalu memprioritaskan Majene. Dan program ini sangat didukung Kementan dan Kemenko, termasuk Pj Gubernur Sulbar yang akan menyalurkan bantuannya kepada para Poktan dalam waktu dekat," akunya.
Sementara Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan (Distanakbun) Majene Muhammad Syafei mengaku, program Food Estate akan mengembangkan sektor palawija dan hortikultura.
"Untuk sektor peternakan, khususnya potensi besar Kabupaten Majene adalah kambing etawa, bahkan di Desa Adolang, Kecamatan Pamboang, para Poktan sudah membuat patung kambing, kita juga harap ke depan kambing ini, bisa menjadi maskot dari Majene," harapnya.
Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Barat Hermanto menjelaskan, tantangan saat ini, adanya kenaikan harga pangan atau inflasi pangan yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga dunia.
"Inflasi bukan cuma pangan yang sifatnya kita makan secara segar, tapi juga makanan olahan yang mengalami kenaikan. Namun untuk Majene dan Sulbar secara umum, dampak inflasi pangan belum parah dan masih terkendali," jelasnya.
Ia mengucap syukur, karena inflasi pangan nasional sekitar 12 persen. Untuk Sulbar khususnya Majene masih 7 persen, tapi tetap harus antispasi, karena Sulbar memiliki lahan produksi pertanian, termasuk pencanangan Food Estate ini yang sangat penting untuk di dukung sepenuhnya. (edy)