Para undangan menghadiri Gernas BBI FSTM bekerja sama Kemendikbud Riset dan Teknologi dengan Pemkab Majene di Aula Tammajarra BPMP Sulbar Rangas Majene.
MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Perahu Sandeq atau biasa disebut perahu bercadik merupakan ikon kehebatan maritim masyarakat suku Mandar.
Kehebatan para pelaut ulung Mandar dibuktikan dengan perahu sandeq tanpa mesin yang hanya mengandalkan hembusan angin melalui layar buatan suku Mandar tersebut.
"Budaya Sandeq begitu sarat pengetahuan tentang perhitungan, navigasi, pengetahuan kemaritiman hingga kearifan lokal masyarakat Sulawesi Barat," tutur Bupati Majene Andi Achmad Syukri pada Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Festival Sandeq Teluk Mandar (FSTM) bekerja sama Kemendikbud Riset dan Teknologi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene di Aula Tammajarra BPMP Sulbar Rangas Majene, Senin, 26 September 2022.
Dijelaskan, perahu sandeq dapat melaju hingga kecepatan 20 sampai 30 knot atau sekitar 50 kilometer per jam yang perkembangannya saat ini digunakan dalam ajang perlombaan dalam rangka melestarikan budaya bahari di Sulawesi Barat.
"Kemendikbud Ristek bersama Pemprov Sulbar dan Pemkab Majene diharapkan mampu mewujudukan Majene Unggul, Mandiri, Religius, dan Berbudaya, karena perahu sandeq bukan sekadar warisan budaya, tapi juga salah satu potret karakteristik orang Mandar yang tentunya harus tetap kita jaga," ungkapnya.
Sementara, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Restu Gunawan memaparkan, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan bekerja sama dengan Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Majene melaksanakan kegiatan pendukungan Gernas BBI Semangat Sulbar yaitu FSTM.
"Kita bersyukur kegiatan ini dapat berjalan setelah dua tahun vakum akibat pandemi. Rangkaian festival ini juga dimeriahkan dengan lomba kuliner tradisional, seminar, dan workshop tentang perahu sandeq," sebutnya.
Kesempatan sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyampaikan, kegiatan FSTM juga dapat memberi edukasi kepada masyarakat umum khususnya generasi muda, tentang sandeq, karena mampu melestarikan budaya dan menginternalisasi nilai dalam rangka menguatkan rasa kebanggaan generasi muda terhadap budaya bahari yang melekat pada suku Mandar.
"FSTM ini mengedukasi anak muda sekaligus memberikan kesempatan mengapresiasi passandeq yang ada di Sulawesi Barat. Sandeg sebagai teknologi masa lalu, dapat memberikan manfaat di masa kini dan masa depan," sebut Hilmar. (edy)