JAKARTA, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Tidak menentunya kondisi China akibat lockdown berkepanjangan dan perang Ukraina-Rusia, membuat Jawa Timur dijadikan alternatif oleh para investor asal Negeri Tirai Bambu. Namun, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, berharap investasi yang masuk bermanfaat untuk banyak orang.
Dijadikannya Jawa Timur sebagai alternatif pengalihan investasi asal China itu diungkapkan Presiden Srilanka China Trade and Investment Council, Sun Lai Yung I, saat berkunjung ke Graha Kadin Jatim, Surabaya, beberapa waktu yang lalu.
Beberapa bidang yang cukup diminati oleh investor China di antaranya adalah kendaraan listrik, pembangunan infrastruktur jalan tol, solar cell atau listrik tenaga surya, listrik tenaga angin serta energi baru terbarukan yang lain.
Menanggapi hal itu, LaNyalla mengingatkan agar investasi yang masuk harus menguntungkan masyarakat banyak, sebagaimana prinsip ekonomi yang tertuang dalam Pancasila. Dijelaskan LaNyalla, dalam Pancasila, perekonomian diarahkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
"Investasi itu tidak boleh hanya menguntungkan segelintir orang saja. Investasi harus memberi manfaat untuk masyarakat," kata LaNyalla, Sabtu, 19 November 2022.
Senator asal Jawa Timur itu menilai peluang pengalihan investasi tersebut perlu ditangkap dengan baik oleh Pemprov Jatim. Ketua Dewan Penasehat Kadin Jatim itu melanjutkan, stabilitas ekonomi dan sumber daya yang dimiliki serta peluang pasar lokal kawasan industri Jatim harus terus dikembangkan.
Namun, LaNyalla berharap investasi tersebut merupakan investasi yang menumbuhkan industri dengan tetap memperhatikan lingkungan.
Investasi yang tidak hanya bisnis oriented, namun tetap memperhatikan dan menjaga kelangsungan hidup manusia dan lingkungan sekitarnya, mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Sangat tidak diharapkan investasi yang akhirnya merusak lingkungan hidup dan tidak memberikan manfaat sama sekali terhadap masyarakat sekitarnya. Tetapi hanya memberikan manfaat pada segelintir orang. Ini yang tidak diharapkan, apapun jenis investasinya," tegas LaNyalla.(*)