Rakor Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian, Ardiansyah Harap Kolaborasi Stakeholder

  • Bagikan

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Setiap penyuluh pertanian memiliki tugas dan fungsi untuk aktif memberikan penyuluhan kepada petani melalui pendekatan Kelompok Tani (Poktan). Tujuannya, agar pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani menjadi lebih baik dalam mengelola usaha tani guna meningkatkan kesejahteraan petani.

Namun, dalam melaksanakan tugas, supaya dapat berjalan efektif dan efisien, setiap penyuluh termasuk koordinator pertanian perlu melaporkan kegiatan penyuluhan dan pengembangan penyuluhan pertanian di wilayah tugasnya.

Harapan ini, diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Distanakbun) Majene Muhammad Syafei pada Rapat Koordinasi (Rakor) dan Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran 2022 di Aula Kantor Distanakbun Majene, kemarin.

"Rakor ini, untuk membangun sinergitas dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, serta peningkatan kapasitas kelembagaan untuk penyuluhan pertanian di Kabupaten Majene," terang Syafei.

Ia berharap, setiap penyuluh dan para koordinator di setiap kecamatan menyampaikan informasi, terkait potensi komoditi pertanian yang ada di wilayahnya termasuk juga destinasi ternak produksi ternak yang dimiliki, seperti luas tanaman dan produksinya.

"Dari hasil informasi inilah yang sangat penting, karena tidak hanya dalam penyusunan program, tapi juga untuk TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Majene," jelasnya.

Kegiatan Rakor dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Majene Ardiansyah, bertujuan agar masyarakat Majene dapat sejahtera melalui pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki.

"Majene memiliki bentangan pantai terpanjang, kemudian pada Maret hingga April sering dilintasi ikan tuna, namun tidak maksimal, karena peralatan penangkapan yang belum mumpuni," ujarnya.

Harapan ini, juga dipaparkan Sekda Ardiansyah kepada para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, mulai dari Dinas Ketapang, Diskopdagrin serta Distanakbun juga Perusda Majene agar membentuk ekosistem perdagangan yang baik.

"Itu mengingat kondisi petani khususnya pada komoditi holtikultura hanya meraup untung sedikit. Sementara di tingkat pedagang yang mendapatkan harga murah dari petani, justru sengaja menyimpan terlebih dahulu, jika harga naik maka komoditas akan dijual dengan nilai yang tinggi," jelasnya.

Selain itu, Ardiansyah juga berharap, perlu peran serius para penyuluh pertanian dalam mendampingi para petani.

"Artinya, perlu kolaborasi dengan stakeholder terkait untuk membentuk ekosistem pertanian yang ideal, khususnya mempersiapkan sistem untuk menjamin hasil produksi petani dalam hal distribusi," pungkasnya. (edy)

  • Bagikan