POLMAN, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemprov Sulawesi Barat melihat potensi besar untuk meningkatkan perekonomiannya jika konektivitas Pelabuhan Tanjung Silopo di Polewali Mandar dengan Lahad Datu Port di Sabah Malaysia dibuka. Karena Perdagangan langsung dapat dilakukan antar kedua negara.
Pj Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik mengatakan, ekonomi suatu daerah dapat hidup jika konektivitas dengan daerah lain dibuka. Dengan membuka konektivitas dengan Lahad Datu Port tentunya barang dan jasa asal Sulawesi Barat yang dibutuhkan Malaysia dapat dengan mudah disalurkan, begitu pula sebaliknya.
"Saya sangat mengapresiasi gagasan hebat dari Bupati Polewali Mandar. Konektivitas ini sudah di bangun bupati dengan Lahad Datu Malaysia yang mana ekonominya bagus," kata Akmal Malik usai rapat virtual dengan perwakilan Lahad Datu Port, Jumat , 10 Oktober 2022
Akmal Malik menjelaskan, pihak Lahad Datu Port sudah sangat siap untuk membuka konektivitas ini, namun masih ada sejumlah regulasi yang tersendat di Kementerian Perhubungan. Karena itu, dia akan mempersiapkan semua regulasi yang diperlukan agar konektivitas ini bisa segera dibuka, apa lagi juga ada minat dari Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Kalau seandainya dari Polewali Mandar, Sulteng langsung ke Lahad Datu ada perdagangan barang dan jasa, itu ekonomi kita akan tumbuh lebih baik," jelas Akmal Malik
Akmal Malik menambahkan, agar pemasukan perdagangan barang dan jasa melalui konektivitas Pelabuhan Tanjung Silopo dan Lahad Datu Port lebih maksimal. Dia akan menemui Menteri Keuangan agar dapat mendirikan kantor bea cukai di Polewali Mandar.
Sedangkan, Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar sangat berharap bantuan PJ Gubernur Sulbar agar konektivitas itu dapat benar-benar dibuka. Karena usaha membuka konektivitas itu sudah dia lakukan dalam lima tahun terakhir, namun belum juga membuahkan hasil.
"Sebenarnya Polewali Mandar itu hanya merintis saja, karena yang memiliki kewenangan kerjasama itu adalah Sulawesi Barat. Jadi saya sangat bermohon kepada pj gubernur mudah-mudahan bisa membantu percepatan kerjasama ini," harap Andi Ibrahim.
Menurut Andi Ibrahim, jika konektivitas itu dibuka, maka Polewali Mandar dan Sulawesi Barat bisa mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit. Karena selama ini, cukai perdagangan barang dan jasa yang daerahnya lakukan mencapai Rp9 triliun melalui provinsi lain.
"Kalau kita buka jalur ini, kita akan menikmati kekayaan kita sendiri. Jangan rakyat kita, di peras, orang lain yang dapat minyaknya (hasilnya)," terang Andi Ibrahim. (*)