SOPPENG, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng melalui Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan (PKHP) menggelar workshop perikanan budi daya bagi pelaku usaha dan calon penerima bantuan kolam terpal (Koter), di Balai Benih Ikan Ompo, Rabu, 7 Desember 2022.
Kepala PKHP Soppeng Ir Erman Asnawi MSi mengatakan, kegiatan workshop ini dalam rangka pembelajaran teknis bagi 120 calon penerima bantuan Koter yang bersumber dana APBD Soppeng 2022, sebagai salah satu upaya antisipasi melonjaknya inflasi dan pemulihan ekonomi.
Menurutnya, Koter belakangan ini menjadi usaha primadona, terbukti sudah tercatat sekitar 500-an unit saat ini yang tersebar di Kabupaten Soppeng. Bahkan sesuai konfirmasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Soppeng merupakan kabupaten terbanyak koternya.
"Karena itu pula Pemkab Soppeng pada tahun depan bersama 58 kabupaten/kota akan mendapatkan alokasi anggaran pusat berupa kampung nelayan budidaya perkotaan," ungkap Erman.
Erman menambahkan, hasil tangkapan nelayan di Danau Tempe beberapa tahun terakhir menurun drastis. Hal ini akibat elevasi air yang relatif tinggi dengan adanya bendung gerak di Wajo akhirnya dapat tertutupi produksi ikan air tawar melalui produksi ikan nila dari koter yang rata-rata mencapai 100 kg per koter.
Sekretaris Daerah Soppeng, Drs H Andi Tenri Sessu MSi saat membuka kegiatan ini menyampaikan, program budi daya ikan ini adalah salah satu unggulan di Kabupaten Soppeng, karena upaya yang paling murah untuk menangani stunting ini adalah konsumsi ikan.
Akan tetapi, kata Tenri Sessu, tidak semua daerah memiliki pasokan air yang berlebih. Maka dari itu, pemerintah daerah mencoba mendorong pembuatan koter ini di setiap daerah.
"Disamping untuk menurunkan angka stunting, juga kita mengharapkan ada pendapatan dari saudara-saudara kita yang berkecimpung dalam penerapan koter ini," ungkapnya.
Tenri Sessu menjelaskan, dalam pengembangan budi daya ikan ini menggunakan media kolam terpal. Selain berpengaruh untuk menekan angka stunting, dan memberi pendapatan lebih.
"Budi daya ikan juga secara psikologis berpengaruh juga untuk kesehatan kita karena kunci kesehatan adalah bergerak," pungkasnya. (wis)