Dr Hasrullah MA
PANGKEP, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Dr Hasrullah menyikapi desakan hadirnya keterwakilan warga lokal dijajaran komisaris PT Semen Tonasa jelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Semen Indonesia. Menurutnya, kehadiran komisaris itu minimal ada keterwakilan, tapi jangan hanya dalam bentuk fisik.
Akan tetapi keterwakilan dalam hal pemikiran dan program kerja atas sumbangan terbesar dari PT Semen Tonasa. " Program itu apakah dalam bentuk CSR dan saya memahami jika reputasi PT Semen Tonasa itu baik reputasinya ditingkat nasional terkait CSR,"ujar pria keturunan Pangkep tersebut, Kamis, 29 Desember 2022.
Namun, kata Hasrullah, itu tidak cukup. Yang bagus itu juga adalah keterwakilan tokoh yang paham tentang pertambangan. "Komisaris itu harus paham juga soal pertambangan, manajemen sebuah perusahaan. Jadi kehadiran tidak hanya untuk menjadi komisaris anfik,"katanya.
Maka kehadiran komisaris bukan hanya untuk mewakili komunitas lokal, tapi juga mampu menaikkan persepsi, opini yang goverment di Pangkep. "Jadi tidak hanya person to person tapi bagaimana orang terbaik yang punya pemikiran besar dan memang tokoh,"ujar Ketua Tokoh Pemilihan Sulsel tersebut.
Diapun berharap, agar dalam RUPS untuk melihat beberapa kriteria. Pertama integritas, jadi dimana-mana yang dipilih menjadi komisaris memiliki integritas dan bukan semata-mata kapasitas dan keilmuan serta pemikirannya. Akan tetapi, pengabdian kepada masyarakat itu masuk dalam integritas, moral dan lain sebagainya.
Selain itu, kiprah dari figur yang akan dipilih. Kiprah yang tertinggi itu kalau ada orang Pangkep telah memiliki pemikiran nasional, internasional dan itulah yang layak diambil. Karena kalau hanya pemikiran lokal bukan kehadirannya di daerah itu. " Keterwakilan itu adalah level nasional, dan siapa tahu ada orang Pangkep yang punya pemikiran besar di Jakarta atau luar negeri tidak apa-apa. Demi mendorong semen tonasa bisa lebih mandiri, lebih sukses dibandingkan perusahaan semen yang ada di Jawa dan Sumatera,"jelasnya Hasrullah yang juga merupakan staf ahli di DPRD Sulsel.
Figur komisaris itu juga harus punya pengaruh, dimana pemikirannya dinantikan masyarakat untuk pengembangan semen tonasa. "Misalnya pak Syamsuddin itu saya kenal dan memang memiliki kemampuan. Sedangkan untuk tokoh muda belum ada, terkecuali Adnan itu memiliki kapasitas, level, integritas dan kemampuan. Dan paling penting lagi punya relasi,"timpalnya.
Ia pun berharap siapapun yang akan dipilih nantinya menjadi komisaris. Agar tidak menerapkan 4 D dalam keterwakilannya yakni datang, duduk, dengar pendapat, dan diam. "Komisaris itu mampu mencerahkan disetiap ada pertemuan pemegang saham, rapat dengar pendapat baik di DPRD kabupaten, mampu memberikan masukan, mampu memberi motivasi. Dan itulah yang dibutuhkan untuk figur komisaris. Dan Hasrullah ada dalam kriteria tersebut" tutupnya.(*)