ROLE MODEL KEPEMIMPINAN DAERAH

  • Bagikan

Oleh: Marsuki
(Guru Besar FEB Unhas dan Komisaris Independen BSSB)

Menarik diskusi akhir tahun Pemerintah Kota Parepare yang membahas tema, strategi pembangunan tahun 2023. Sebagai pengantar, Walikota Parepare, DR. Taufan Pawe, SH., MH. (TP) menyampaikan beberapa pemikirannya terkait kebijakan-kebijakan yang diambil selama masa jabatannya, khusus selama masa berat 3 tahun terakhir.
Berbagai prestasi TP terukir dalam banyak aspek, sosial, keagamaan, kemasyarakatan, pemerintahan, termasuk ekonomi. Tercatat selama 9 tahun lebih masa jabatannya,TP telah meraih penghargaan mencapai 231 di tingkat regional, nasional bahkan internasional. Hal tersebut mengindikasikan kualitas TP dalam memimpin daerahnya sesuai harapan masyarakatnya dan pemerintah di tingkat atasnya, provinsi dan nasional.
Tidak dapat dinafihkan, keberhasilan tersebut dimungkinkan karena TP berhasil menerapkan paradigma pembangunan sesuai kondisi geografisnya yang strategis sebagai wilayah penghubung lintas 14 kabupaten-kota dibagian timur dan utara Sulsel, termasuk 5 wilayah propinsi. Tapi tidak mempunyai kekayaan SDA dan Pertanian yang cukup seperti wilayah lainnya di pulau Sulawesi, termasuk statusnya sebagai Kota kecil dengan 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Berdasarakn fakta tersebut, maka sejak periode kedua pemerintahannya, TP mendeklarasikan strategi pembangunan baru yang dianggap sesuai dengan daerahnya, disebut sebagai "Kota Industri Tanpa Cerobong Asap".
Paradigma pembangunan tersebut diimplementasikan dalam praktik melalui strategi "Teori Telapak Kaki", yaitu kebijakan yang mendorong meningkatnya sebanyak mungkin pendatang untuk menikmati atau memenuhi kebutuhannya di Parepare karena tersedianya berbagai pelayanan jasa dan niaga bagi para pendatang dari berbagai wilayah yang melintasi Parepare.
Jadi Parepare dijadikan sebagai kota bukan daerah sector produksi, melainkan dikonstentrasikan pada pelayanan sektor jasa atas beberapa sektor strategis, pendidikan, kesehatan, olah raga, religi, dan kepariwisataan, termasuk niaga, dan jasa lainnya. Prinsipnya ini merupakan pendekatan pembangunan ekonomi ramah lingkungan, yang sesuai dengan strategi pembangunan berkelanjutan yang sudah dideklarasi secara global, Sustainability Development Goals (SDGS). Diharapkan bersama paradigma pembangunan baru ini Parepare dan masyarakatnya dapat semakin maju dibanding masa sebelumnya.
Secara bertahap guna mewujudkan target tersebut maka pemerintah kota (Pemkot) Parepare melakukan pembangunan berbagai fasilitas pelayanan jasa dan niaga sebagai penarik pendatang ke Parepare. Sekaligus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Parepare sendiri dengan harapan ada efek multiplier atau pengganda terhadap berkembangnya berbagai aktivitas ekonomi dan bisnis yang semakin besar dan beragam. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Parepare dan sekitarnya dan dapat menjadikan Parepare sebagai salah satu kota unggul di Sulsel.
Dimulai di bidang kesehatan, Parepare membangun RS Hasri Ainun Habibie dengan memadukan RSUD di Makassar, serta membenahi RS besar yang ada sebelumnya, RS Andi Makkasau, untuk menciptakan industri kesehatan yang berkualitas dan bertaraf internasional.
Di bidang pendidikan, Pemkot Parepare mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi negeri yang ada dengan membenahi kurikulumnya. Terpenting, mendirikan Institut Negeri Teknologi BJ Habibie yang merupakan institut pertama di Indonesia yang didirikan Pemda di luar Pulau Jawa. Kehadiran Institut ini diharapkan dapat menyerap anak-anak muda Parepare dan sekitarnya untuk dididik dan melahirkan SDM unggul.
Di bidang pariwisata, Pemkot Parepare mendorong berbagai event melalui beberapa festival tahunan bertaraf nasional dan internasional, diantaranya ‘Festival Salo Karaje’, suatu festival pesisir sungai terbesar di Sulsel. Termasuk membenahi dan membangun beberapa obyek wisata lainnya bertaraf nasional.
Di bidang olah raga, Pemkot Parepare merenovasi Stadion Parepare menjadi stadion berstandar internasional, stadion BJ. Habibie. Selain digunakan untuk pertandingan berbagai turnamen sepak bola, stadion ini direncanakan sebagai markas dan tempat latihan PSM Makassar, klub sepakbola kebanggaan masyarakat Sulsel.
Di bidang keagamaan dan bidang lainnya, Pemkot Parepare membangun Masjid Apung BJ Habibie, yang diharapkan menjadi ikon baru kota Parepare sebagai kota religi. Juga dibangun fasilitas lainnya, seperti Museum BJ. Habibie. Pendirian Mal Pelayanan Publik (MPP) dan Covid Center. Termasuk membenahi tempat strategis yang selama ini menjadi pusat perdagangan dan niaga, dengan memodernisasi pasar-pasar tradisional.
Dari data resmi yang ada, tampaknya berbagai pembenahan dan pembangunan fasilitas pelayanan sektor jasa dan niaga tersebut, pelan tapi pasti telah memberi dampak positif terhadap peningkatan aktivitas dan kualitas pembangunan dan tatanan hidup masyarakat kota Parepare dan sekitarnya. Pendapatan perkapita terus meningkat, jumlah pengangguran dan kemiskinan berkurang, inflasi terkendali, dan IPM terus meningkat.
Berbagai hasil prestasi tersebut jelas tidak dapat dipisahkan dari kemampuan dan peran TP sebagai Walikota Parepare dalam menjalankan dan melaksanakan amanat dari rakyat pemilihnya sebagai pemimpin daerah yang mempunyai jiwa dan karakter pemimpin yang kuat dan melayani.
Dalam konsep kepemimpinan, TP sebagai walikota dalam melaksanakan perannya telah berusaha menerapakan konsep dan praktik kepemimpinan yang benar dalam menghadapi berbagai situasi yang terjadi. Sebagai seorang pemimpin, TP bertindak berdasarkan visi dan misinya yang jelas sesuai paradigma pembangunan berbasis kondisi dan struktur lingkungan alam dan nilai-nilai sosial budaya masyarakatnya. Kemudian, dalam pelaksanaan program kerja pembangunannya, TP bersama perangkat kerjanya menggunakan pendekatan terintegrasi, bersinergi, dan berkolaborasi dengan para pihak strategis terkait, sesuai nilai-nilai kepemimpinan yang kreatif, inovatif, transformatif, dan adaptif berdasarkan regulasi yang berlaku.
Terakhir, kepemimpinan TP sebagai Walikota Parepare tampaknya bisa menjadi role model yang dapat direplikasi oleh pemimpin daerah lain, terutama bagi daerah yang mempunyai keterbatasan di sektor primer, SDA dan sektor pertanian, atau hanya mengandalkan sector jasa. Kedepan, semoga pelanjutnya dapat memiliki dan memperkaya spirit dan gaya kepemimpinan yang telah dicontohkan Walikota TP, sehingga nantinya dapat berkinerja lebih baik lagi demi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat Parepare dan sekitarnya.

  • Bagikan