Wabup Majene Terima Legislator Wajo, Bahas Mekanisme Penyaluran Bantuan Masjid

  • Bagikan

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Legislator Wajo, Sulsel melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kabupaten Majene, Sulbar, kemarin.

Kunjungan itu dimaksudkan, untuk sharing informasi ke Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Majene dan disambut Wakil Bupati (Wabup) Majene Arismunandar Kalma didampingi Asisten Bidang Pemerintahan, Kepala BKAD Majene dan pejabat fungsional dari Bagian Kesra dan Prokopim Setda Majene.

"Kedatangan legislator dari Komisi IV Kabupaten Wajo, untuk mengetahui mekanisme yang digunakan Pemkab Majene dalam penganggaran kegiatan keagamaan khususnya bantuan masjid, baik di desa maupun di kelurahan," terang Wabup Arismunandar.

Arismunandar mengaku, senang dan bangga dengan kehadiran para legislator dari Kabupaten Wajo. "Ada beberapa program unggulan terkait keagamaan yang dicanangkan Pemda Majene, seperti program Tahfid Qur'an di setiap kecamatan yang saat ini sudah ada di tiga kecamatan," tuturnya.

Program unggulan keagamaan, lanjutnya, akan merata sebelum masa periode pemerintahannya berakhir. "Kami memiliki visi misi Majene Unggul, Mandiri, dan Religius, ini merupakan latar belakang masyarakat yang agamis, seperti asal usul nama Majene atau Manje'ne (Berwudhu)," urainya.

Selain itu, setiap tahun agenda keagamaan level Provinsi Sulbar juga ditempatkan di Majene, yaitu perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Puncak Salabose. "Itu sebagai salah satu situs keagamaan kuno yang bersejarah, khususnya saat agama Islam masuk di Majene," ulasnya.

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Wajo AD Mayang bersama anggotanya H Anwar MD, H Moh Ridwan, Junaid Muhammad, A Muliana, H Agustab Ranreng, A Muh Rasyadi, dan Marlina menjelaskan, bahwa syarat penyaluran bantuan masjid di Kabupaten Wajo berlaku sangat ketat.

"Semisal penggunaan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan penunjukan seorang akunting untuk setiap penerima bantuan, belum lagi syarat administrasi lainnya seperti penyertaan NPWP yang dianggap terlalu ribet," ujarnya.

Persyaratan yang ketat itu, lanjut Mayang, menganggap perlu memperbanyak sharing selaku mitra untuk mengambil jalan tengah. "Inilah tujuan kita berkunjung ke Majene, karena mekanisme penyaluran bantuan masjid di Majene lebih mudah dan tidak ribet," tuturnya.

Di tempat yang sama, Pejabat Fungsional Bagian Kesra Setda Majene Darwan menjelaskan, mekanisme bantuan ke rumah ibadah di Majene tidak masuk dalam dana hibah.

"Artinya, dana yang tersedia di Kesra Majene dikelola dengan membentuk tim verifikasi untuk menilai kelayakan setiap masjid yang akan diberikan bantuan, jika lolos, maka dihitung kebutuhannya dan dibuatkan SK, selanjutnya pihak masjid bisa mengambil kebutuhan di toko, lalu menyerahkan nota ke Bagian Kesra untuk digantikan," jelasnya. (edy)

  • Bagikan