MAROS, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Sejumlah perbaikan hingga pembangunan infrastruktur akan segera dilaksanakan di Kabupaten Maros pada tahun 2023 ini.
Hal itu, buntut surat sakti yang dilayangkan Bupati Maros, Chaidir Syam kepada Komisi V DPR RI pasca wilayahnya mengalami kerusakan infrastruktur jalan hingga mengalami bencana banjir.
Rencana perbaikan infrastruktur itu, dibahas saat rapat bersama Komisi V DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Andi Iwan Aras.
Rapat itu, dihadiri Kepala Balai yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI yang berada di Sulawesi Selatan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Djaya Sukarno mengatakan, sheet pile yang ada di Sungai Maros memang belum lengkap. Pihaknya akan memprioritaskan untuk melengkapi sheet pile di aliran sungai tersebut.
Meski begitu, ungkap Djaya, penanganan banjir di Maros tidak bisa selesai hanya dengan melengkapi sheet pile. Revitalisasi menyeluruh diperlukan.
“Untuk jangka panjangnya, kami akan mengusulkan membuat grand design pengendalian banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maros, dari mulai hulu sampai hilir,” bebernya.
Balai berencana membangun kolam retensi di hulu sungai, sehingga jika terjadi banjir di hulu, bisa tertahan. Sementara di bagian tengah aliran sungai akan dibangun tanggul-tanggul berupa sheet pile atau parapet wall.
“Di hilir akan dilakukan normalisasi sampai muara Sungai Maros,” tuturnya. Soal anggaran, Djaya baru akan mengkonsultasikan dengan atasannya di kementerian.
Sementara, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sulsel menilai, kerusakan jalan nasional yang melintasi Kabupaten Maros salah satunya disebabkan drainase yang buruk dan jalan mudah tergenang dan rusak. Maka dari itu, pada tahun ini mereka menganggarkan Rp20 miliar untuk memperbaiki.
Kepala BBPJN Sulsel, Reiza Setiawan mengatakan, secara keseluruhan drainase yang akan dibenahi sepanjang 6 kilometer. Penanganan drainase di depan Grand Mall menjadi prioritas. Aliran air dari drainase yang diperbaiki ini akan diarahkan ke sungai.
“Tentunya bergantung terhadap penanganan aliran air setelah drainase jalan, karena aliran air tersebut harus bisa diarahkan ke sungai dan itu banyak melalui permukiman warga, sehingga harus dilakukan bertahap,” ujarnya, Jumat, 3 Februari 2023.
Untuk perbaikan jalan poros di Maros menggunakan dana Rp24 miliar. Ada beberapa titik jalan yang diperbaiki, seperti di depan Grand Mall dan depan Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa.
“Pokoknya efektifnya nanti kita akan lakukan di titik yang sudah butuh penanganan segera,” ucapnya.
Ia menyebut kondisi aspal di Kabupaten Maros memang sudah tua, sehingga pengerjaannya harus bertahap. “Ke depan 2024 kita akan programkan (perbaikan) yang lebih panjang lagi,” jelasnya.
Untuk ruas jalan poros Maros-Bone akan segera dilakukan pelebaran. Kemacetan hingga berjam-jam yang sering terjadi dinilai imbas dari beberapa titik yang sempit.
Reiza menuturkan jika pelebaran jalan akan dilakukan sepanjang 13 kilometer, dengan anggaran Rp157 miliar. “Terutama di daerah Kappang yang rawan terjadi kemacetan. Saat ini progresnya masih sekitar 10 persen,” katanya.
Ada dua titik yang akan dilakukan pelebaran. Titik yang pertama 12 kilometer. Titik yang kedua 1 kilometer. Titik yang kerap terjadi macet jadi prioritas.
Sebenarnya, kata Reiza, pelebaran sudah mulai dilakukan akhir tahun lalu. “Untuk target rampungnya akhir 2024, karena bukan hanya pelebaran jalan, tapi juga pemeliharaan,” sebutnya.
Terkait ruas jalan yang berada di kawasan hutan lindung Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Reiza mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Jadi titik taman nasional itu sudah mundur, artinya kita melakukan pelebaran bukan di kawasan taman nasional lagi,” bebernya.
Kasatker PJN III Sulsel, Malik menuturkan, lebar ruas jalan poros Maros-Bone saat ini 4 meter. Nanti dijadikan 6 meter, kemudian tambahan bahu jalan 2 meter kiri dan kanannya. (guh)