MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Menjalani tugas dan tanggung jawab tentu merupakan suatu kewajiban, berbuat, bersikap, dan tidaklah berlebihan, namun berbuatlah sewajarnya sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Pernyataan ini, diutarakan Kapolres Majene AKBP Toni Sugadri saat memimpin Apel pagi di Lapangan Mapolres Majene, kemarin.
Dalam Apel pagi itu, juga menyampaikan tentang pelaksanaan operasi Anti Narkotika (Antik) 2023 dengan sasaran utama penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang lainnya.
"Diharapkan kepada personel untuk menentukan target operasi. Targetnya tidak usah berlebihan, standar saja, tapi hasilnya bisa melebihi dari target yang kita tentukan, itu jauh lebih baik," ujarnya.
Kapolres Majene menegaskan, tidak ada tolerir bagi pelaku penyalahgunaan narkoba. "Narkotika dan obat-obat terlarang dari dulu menjadi prioritas kepolisian, sehingga Operasi Antik nantinya diharapkan ada perubahan, minimal bisa menekan hingga memberantas aksi para pelaku penyalahgunaan narkotika di Majene," tegasnya.
Dituturkan, obat-obatan terlarang, seperti bojek dan sejenisnya yang banyak dijual bebas harus menjadi perhatian, agar tidak disalahgunakan.
"Sebenarnya bojek dan semisalnya tidak dilarang diperjual belikan, hanya saja peruntukannya khusus tidak bisa dijual ke sembarang orang, dan harus dengan resep dokter," tuturnya.
Diuraikan juga, obat-obatan terlarang seperti jenis bojek dan sejenisnya, banyak dikonsumsi, karena diyakini bisa membuat tenang bahkan sering juga digunakan untuk menenangkan hewan atau anjing gila.
"Bahayanya, kalau obat bojek dikonsumsi tidak sesuai dengan peruntukannya tentu akan berpengaruh pada kesehatan dan berdampak pada keselamatan," urainya.
Ia mengingatkan, kepada seluruh personel, agar tidak berhubungan dengan barang haram, baik narkotika maupun obat-obat terlarang.
"Yang pernah terlibat jangan pernah kembali, karena tidak ada kata tolerir untuk pengguna, apalagi statusnya pengedar," tandasnya.
"Sayangi keluarga, jangan hanya karena mengejar keuntungan kecil, kita malah mempertaruhkan masa depan, karena tidak memikirkan risikonya yang besar," tambahnya. (edy)