PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Relokasi pedagang pasar Lakessi rencananya akan kembali digelar Sabtu, 8 April 2023. Hal itu disampaikan kepala Pasar Lakessi Muhammad Ramlan kepada wartawan pada Kamis lalu. Ramlan menyebut relokasi akan dilanjutkan setelah permintaan pedagang direalisasikan untuk membongkar dinding tempat dan pembatas lods di pasar yang dikeluhkan.
"Ada dua tuntutan pedagang, yaitu membongkar dinding dan pembatas antara lods dengan lods, jadi insyaallah kita realisasikan itu, tapi apabila tuntutan sudah dipenuhi lantas juga tidak mau masuk, maka resikonya dia (Lutfi) yang bertanggung jawab," beber Ramlan
Ia juga menyebut, memberikan waktu selama dua hari untuk dilakukan pembongkaran, yakni hari Kamis dan Jumat. "Jadi nanti pada hari Sabtu tim relokasi kembali turun meminta pedagang masuk ke lods yang telah disiapkan.
Sementara Wakil Ketua DPRD Kota Parepare, H Tasming Hamid mengaku sudah melakukan upaya agar relokasi pedagang pasar Lakessi berjalan sukses. Kata dia, DPRD Parepare berharap upaya pemerintah untuk merelokasikan pedagang adalah yang terbaik.
"Inikan tujuannya untuk kemaslahatan dan kesejahteraan warga di pasar Lakessi. Tentu saj ada plus minus. Namun kalau hari ini pemerintah putuskan untuk merelokasi pedagang masuk kedalam itu mungkin sudah dikaji dan merupakan keputusan terbaik untuk melihat pasar Lakessi lebih baik lagi kedepannya," katanya.
Tasming bahkan menyampaikan kalau DPRD telah membackup anggaran sebesar Rp 100 juta untuk biaya makan minum tim selama relokasi berlangsung.
"Kami juga sudah membackup anggaran sebesar Rp 100 juta untuk makan minum petugas selama relokasi berlangsung," beber TSM.
Namun lanjut dia, pihak dewan mendengar para pedagang akan melakukan hearing dengan DPRD pada Senin, 10 April menday
"Kalau tidak salah pedagang akan menyampaikan aspirasinya ke DPRD pada Senin pekan depan. Karena saya dengar info-info kalau didalam pasar tidak mengcover penjual yang diluar, tapi belum kami konfirmasi dari dinas perdagangan apakah betul itu, mungkin hari Senin nanti baru kita tahu apa masalahnya," tuturnya.(wal)