Oleh: Isnaeni
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare
Istilah FOMO sudah ada sejak lama, namun belakangan ini menjadi topik hangat. Fomo adalah singkatan dari Fear Of Missing Out dan dapat diartikan sebagai ketakutan kehilangan apa yang sedang trending.
Istilah FOMO pertama kali diperkenalkan pada tahun 2004 untuk menggambarkan fenomena yang terlihat di situs jejaring sosial. Fomo digambarkan sebagai sebuah persepsi mengenai ketinggalan terhadap suatu hal yang diikuti dengan perilaku kompulsif untuk mempertahankan hubungan sosial.
Fomo dipandang sebagai kebutuhan untuk berpartisipasi dalam kelompok sosial yang stabil dan memfasilitasi hubungan interpersonal. Fomo dikaitkan dengan berbagai pengalaman negatif dalam hidup. Orang yang menderita fomo terus-menerus mencari media sosial dan dipaksa untuk terlibat dalam aktivitas apa pun agar tidak merasa frustasi.
Fomo juga didasarkan pada keyakinan bahwa orang lain memiliki kualitas hidup yang lebih baik, yang dapat menaikkan status sosial. Fenomena ini terus menyebar karena media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari hampir semua orang.
Melihat unggahan teman-teman atau orang lain melakukan aktivitas yang mereka sukai atau melakukan kegiatan yang tidak bisa dilakukan oleh dirinya kadang menimbulkan perasaan tidak keren diserta rasa iri.
Keinginan bawaan untuk tetap terhubung dengan masyarakat dn menjadi bagian dari kelompok sosial dapat menyebabkan fomo. Takut kehilangan momen penting atau pengalaman sosial orang lain juga dapat menyebabkan fomo.
Sebagai makhluk sosial, manusia merasa perlu untuk tetap terhubung dan diakui oleh kelompok sosial, yang mengarah pada keinginan untuk bersosialisasi dan berbagagi pengalaman dengan orang lain.
Penting untuk diingat bahwa fomo tidak sama dengan keinginan untuk berinteraksi sosial atau memiliki pengalaman baru. Fomo dikaitkan dengan kecemasan dan ketakutan kehilangan pengalaman orang lain. Fomo dapat mempengaruhi orang-orang di berbagai tingkatan, mulai dari depresi ringan hingga efek kesehatan mental yang parah.
Efek negatif fomo bagi kesehatan meliputi:
- Kecemasan dan Stres
Fomo dapat membuat seseorang merasa cemas dan stres karena taku kehilangan pengalaman menyenangkan yang dialami orang lain. Ketakutan dan stres ini dapat menyebabkan insomnia, kecemasan berlebih, dan bahkan depresi. - Kehilangan kepuasan hidup
Fomo dapat membuat seseorang tidak puas dengan kehidupan mereka saat ini. Mereka mungkin merasa telah kehilangan pengalaman yang baik dan mungkin tidak dapat menikmati kehidupan mereka saat ini. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan membuat mereka merasa tidak bahagia. - Mengganggu produktifitas dan konsentrasi
Rentang perhatian seseorang dapat dipengaruhi oleh fomo, sehingga sulit untuk fokus pada tugas yang ada. Mereka mungkin terus memeriksa media sosial untuk melihat apa yang terjadi di dunia atau untuk menghargai keberhasilan sosial yang telah mereka capai. Hal ini dapat memengaruhi produktifitas dan kinerja di tempat kerja dan sekolah. (*)