Jelang Iduladha, Pemkot Parepare Intens Awasi Sapi Ternak

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Jelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare melalui Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan (PKP) Parepare akan memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak di pasaran.

Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi ternak yang sesuai ketentuan untuk kurban. Salah satunya, lalu lintas sapi ternak. Hal itu dilakukan sebagai langkah kewaspadaan dalam rangka pencegahaan masuknya dan penanggulangan penyakit Jembrana di Kota Parepare.

Kepla Dinas PKP Kota Parepare, Wildana Ridha Ali yang dihubungi kemarin mengatakan, pihaknya terus melakukan langkah antisipasi jelang Hari Raya Iduladha terhadap lalu lintas hewan ternak, salah satunya sapi ternak untuk kewaspadaan masuknya penyakit jembrana.

"Pencegahan penyakit jembrana terus kita maksimalkan, bukan hanya jelang Iduladha, tetapi sudah menjadi rutin," katanya.

Ia menegaskan, pengawasan sapi menjelang Hari Raya Iduladha tahun ini akan lebih ekstra ketat. "Kita perketat melebihi tahun tahun sebelumnya. Karena tahun ini, Sulsel tengah dilanda wabah Jembrana. Karena itu, kami akan menggandeng pihak- pihak terkait untuk memastikan bahwa peredaran ternak antar daerah, khsususnya yang melintas di Parepare berlangsung efektif," jelasnya.

Meski begitu, Wildana menjelaskan, pihaknya telah melakukan langkah kewaspadaan yang dilakukan untuk mencegah penyakit jembrana di lingkungan peternak di Parepare.

"Kita melakukan isolasi secara ketat terhadap hewan yang menunjukkan tanda klinis dengan memisahkan hewan rentan di sekitar lokasi dan melakukan desinfeksi terhadap sarana dan prasarana yang ada di lokasi kasus serta menerapkan biosekuriti secara ketat serta pengawasan terhadap aktifitas keluar dan masuk ke lokasi kasus, baik pada orang maupun peralatan yang digunakan," katanya.

Ia juga mengatakan, pihaknya melakukan terapi pengobatan berupa pemberian vitamin, antibiotika dan atau antihistamin pada ternak yang masih menunjukkan gejala klinis Jembrana.

"Termasuk kita melakukan pengendalian vektor dengan melakukan pengasapan, penyemprotan insektisida secara berkala untuk mencegah penularan, serta setiap penyuntikan yang dilakukan harus menggunakan jarum baru untuk masing-masing ternak yang diobati," ujarnya.

Ia menyebutkan, pihaknua juga melakukan pemetaan terhadap kasus penyakit. "Kita juga melakukan monitoring secara berkala kepada hewan rentan (Sapi Bali) di sekitar lokasi kasus dengan cara melakukan surveilans klinis disertai pengambilan sampel untuk mendeteksi dini dan pemetaan kasus penyakit," jelasnya.

Tak hanya itu, Dinas PKP juga mengoptimalkan vaksinasi dengan persedian vaksin yang secara optimal.

"Petugas iSIKHNAS terus melakukan pembaharuan data perkembangan kasus dan melaporkan ke iSIKHNAS, membuat pemetaan lokasi untuk persiapan penentuan zona vaksinasi di wilayah yang berbatasan dengan lokasi kasus," katanya.

Ia pun menjelaskan, pihaknya intens melakukan sosialisasi tentang penyakit Jembrana dan manajemen pemeliharaan sapi yang baik kepada peternak sapi di Parepare dan sekitarnya secara rutin.

Termasuk, melakukan penguburan terhadap hewan yang mati (bangkai) disertai desinfeksi maupun dekontaminasi untuk mencegah penyebaran penyakit, melakukan lokalisasi penggembalaan ternak serta mengawasi pergerakan lalu lintas ternak untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas dari wilayah kasus.

"Selain dari beberapa langkah kewaspadaan pencegahan terhadap penyakit jembrana dan PMK di Kota Parepare, hal yang tak kalah penting adalah melakukan kolaborasi dan melibatkan semua stakeholder terkait untuk mengatasi permasalahan ini, sehingga masyarakat Parepare, khususnya peternak dan pelaku usaha ternak tidak merasakan kerugian ekonomi sebagai dampak dari merebaknya kasus penyakit jembrana dan PMK di Sulawesi Selatan," ungkapnya.

Ia pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang menghadapi endemi ini. "Kami dari Dinas PKP meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang menghadapi endemi ini, karena sejauh ini penanganan yang telah dilakukan berjalan sesuai perencanaan. Dan penyakit jembrana optimis tetap dapat dikendalikan," tandasnya. (*)

Editor: PAREPOS
  • Bagikan