WAJO, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Kandidat bakal calon gubernur Sulsel 2024, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS) menyapa kembali simpatisan dan relawannya di Desa Pakkanna, Kec Tanasitolo, Wajo, Jumat malam, 23 Juni 2023.
Saat tiba di lokasi, sejumlah pemuda berulang-ulang meneriakkan GubernurKu. Tagline yang digunakan wali kota Makassar 2004-2014 itu menatap pilgub 2024 mendatang.
Hubungan emosional IAS memang begitu terasa setiap kali menginjakkan kaki di Kota Sutera itu. Ini tidak terlepas dari besarnya barisan pendukung saat IAS berpasangan dengan Aziz Qahhar Mudzakkar melakoni pilgub 2013 lalu.
Dalam sesi dialog, tokoh masyarakat Pakkanna, Husain lalu mengadu soal kondisi Danau Tempe saat ini kepada GubernurKu.
Dia menceritakan bagaimana besarnya harapan masyarakat Wajo saat proyek Revitalisasi Danau Tempe (RDT) mulai dilaksanakan pada 2016 dan dianggap selesai 2019 lalu.
Proyek dengan anggaran untuk Wajo saja sebesar Rp283,89 miliar itu ternyata tidak dirasakan langsung dampaknya oleh warga Wajo di sepanjang pesisir Danau Tempe.
"Banjir tetap ada Pak. Dan yang lebih menyedihkan, karena ikannya sekarang rasa-rasanya sudah habis. Nelayan sudah sangat sulit mencari ikan. Jadi, kami siap berjuang bersama Pak Ilham agar bisa jadi Gubernur 2024. Tapi, kami menitipkan Danau Tempe ini. Mohon diperhatikan," terang tokoh masyarakat Pakkanna, Husain.
Merespons keluhan itu, IAS mengaku penanganan Danau Tempe dan dampak banjirnya memang harus integral. Melibatkan banyak sektor, serta dengan anggaran yang tidak kecil.
Sulit membayangkan jika penanganan Danau Tempe harus mengandalkan anggaran provinsi.
"Insya Allah, terima kasih warga Wajo mau mendoakan saya bisa sukses menatap pilgub mendatang.Dan persoalan Danau Tempe, ketika saya memiliki kewenangan di level provinsi, sudah menjadi tugas saya untuk menemukan jalan keluar persoalan yang lahir dari Danau Tempe ini," terang sosok yang dijuluki Bapak Pembangunan Kota Makassar itu.
Setelah Wajo, IAS melanjutkan silaturahmi politiknya ke Kabupaten Enrekang. Ia dijadwalkan berkeliling dua hari di kampung halamannya itu. Lalu meneruskan perjalanan sehari di Tana Toraja. (*)