Pemkot Parepare: 700 Siswa Lulusan SD Pilih Lanjutkan Pendidikan ke Ponpes

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mencatat ada sekitar 700 siswa lulusan SD yang melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren (ponpes).

Secara keseluruhan ada sebanyak 2.425 siswa kelas 6 di Parepare yang dinyatakan lulus. Sekitar 1.600 lebih siswa melanjutkan ke SMP di Parepare. Total SMP berstatus Negeri berjumlah 13 sekolah. Itu belum termasuk swasta.

" Siswa yang tamat SD ada 2.425 orang, dan yang telah mendaftar di aplikasi kita (PPDB, red) ada 1.600 orang lebih mendaftar di SMP Negeri. Jadi ada sekitar 700 lebih itu anak-anak kita tidak mendaftar di SMP Negeri Parepare. Mereka memilih melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren, " kata Plt Kepala Disdikbud Kota Parepare, HM Makmur Husain yang dihubungi, Selasa, 4 Juli 2023.

Karena itu, kata dia, Disdikbud mencoba menelusuri 700 siswa lulusan SD Negeri ini, yang tidak mendaftar di SMP Negeri Parepare untuk mencari informasi itu.

"Kami mencoba melakukan penelusuran (700 orang ini, red) melalui kepala sekolah yang diteruskan ke guru kelas enam untuk mencoba mencari informasi. Informasi yang kita dapatkan anak-anak kita ini yang tidak mendaftar di SMP Negeri itu, sekitar 700 orang lebih memilih sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Agama atau pondok pesantren," jelasnya.

"Jadi kami mendapatkan informasi di Mts Negeri ada empat rombel, atau sekitar 150 orang lulusan SD yang mendaftar. Kemudian ada 70-an orang di SMP Islam Terpadu , dan sisanya menyebar di pondok pesantren lainnya," sambung Makmur Husain.

Dia mengakui, saat ini fenomena yang terjadi sebagian masyarakat Parepare cenderung menyekolahkan anaknya di ponpes.

Fenomena ini kata dia, menjadi pekerjaan rumah (PR) buat Disdikbud dan sekolah-sekolah yang ada di Parepare untuk mencoba menerapkan muatan lokal di sekolah yang berciri khas agama.

"Ini yang menjadi PR buat kita, terkhus buat sekolah-sekolah negeri untuk mencoba muatan lokalnya itu berciri khas agama, supaya bisa mengimbangi pembelajaran di ponpes agar mereka (SMP Negeri, red) jangan tertinggal," harap Makmur yang juga Ketua PGRI Kota Parepare.

Dia pun menjelaskan, dari 13 SMP Negeri di Kota Parepare, hanya ada tiga SMP Negeri yang melebihi kouta pendaftaran. "Selain tiga SMP Negeri ini, semuanya kekurangan pendaftar (PPDB). Olehnya itu, secara otomatis bagi masyarakat atau orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya di 10 sekolah ini pasti diterima. Terkecuali, SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, dan SMP Negeri 10," ucapnya.

Dia menyebutkan, tiga sekolah yang melebihi kouta ini. Disdikbud Kota Parepare berprinsip tidak boleh ada anak yang tidak bersekolah.

"Tugas kami bagiamana menyalurkan anak ke sekolah-sekolah yang belum penuh koutanya. Kami juga berharap masyarakat bijak untuk tidak memaksakan diri memasukkan anaknya di sekolah yang sudah penuh," tegasnya.

Dia pun berharap dengan adanya ekstrakurikuler (eskul) di sekolah, yang bekerja sama dengan Majelis Anak Saleh (MAS), sekolah dapat menawarkan pendidikan religius yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini.

"Jika kita tidak ada perubahan, maka kemungkinan besar nanti sekolah negeri ini menjadi pilihan kedua setelah pondok pesantren. Makanya, kami bersama Majelis Anak Saleh membuat terobosan baru di sekolah. Misalnya, jika anak-anak kita masuk pagar dapat bersalaman dengan gurunya, atau dijemput oleh gurunya dengan senyuman," harapnya.

"Kemudian di awal pembelajaran sebelum masuk, ada pembacaan surah pendek, bahkan ada di sekolah tertentu melaksanakan Salat Duha, lalu siangnya Salat Zuhur berjemaah, meski fasilitas terbatas namun dilakukan secara bertahap," tandasnya. (*)

Editor: PAREPOS
  • Bagikan

Exit mobile version