PANGKEP, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Komitmen Semen Tonasa dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangkep dalam hal pengelolaan sampah kini semakin terlihat.
Seperti baru-baru ini di Desa Padang Lampe, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep dilakukan penandatanganan prasasti pendirian Plant Bahan Bakar dari Sampah (BADRIAH) oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman.
Plant yang merupakan tempat pengolahan sampah menjadi bahan bakar pertama di Indonesia Timur ini, merupakan hasil inisiasi dan kerja sama antara PT Semen Tonasa dan Pemkab Pangkep, serta didukung Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, hadir pula Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau, Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana, Direktur Utama PT Semen Tonasa Asruddin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pangkep Thamrin Taba, jajaran Forkopimda, para pimpinan BUMN/BUMD, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, serta para tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Kadis Lingkungan Hidup Pangkep Thamrin Taba mengatakan, pembangunan fasilitas pengolahan sampah ini merupakan salah satu jawaban terhadap persoalan sampah yang ada di Kabupaten Pangkep.
"Jadi sampah yang masuk ini, nantinya kemudian akan dipilah, antara sampah yang memiliki nilai ekonomis, sampah untuk kebutuhan kompos, dan sampah selainnya yang akan dijadikan bahan bakar, untuk kemudian digunakan oleh PT Semen Tonasa," ucapnya.
Thamrin menambahkan, menurut hasil pengujian PT Geoservices, nilai kalor yang dihasilkan bahan bakar dari sampah ini, di atas dari yang dipersyaratkan oleh PT Semen Tonasa.
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau (MYL) mengungkapkan, sejak awal menjabat, dirinya sudah memikirkan tentang sampah di Pangkep.
"Saya merasa resah dengan masalah sampah ini. Namun, Insya Allah dengan pembangunan Plant BADRIAH ini, saya optimistis masalah sampah di Kabupaten Pangkep bisa terselesaikan dengan baik," terangnya.
Ke depannya, kata dia, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sudah tidak digunakan lagi. "Penyortiran dan pengolahan sampah langsung dilakukan di lokasi RDF ini," tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan, pengelolaan sampah RDF di Kabupaten Pangkep ini, adalah yang pertama di Provinsi Sulawesi Selatan dan juga sekaligus yang pertama di Indonesia Timur.
"Program pengolahan sampah berbasis RDF ini merupakan teknologi yang paling tepat guna untuk diimplementasikan di Pangkep. Terlebih di Pangkep sini ada Semen Tonasa yang siap menyerap seluruh bahan bakar hasil pengolahan sampah ini nantinya, sehingga kami di Pemprov sangat mendukung, agar hal ini bisa segera terealisasi," ucapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Semen Tonasa, Asruddin sangat mendukung pembangunan RDF ini.
"Tentu saja kami sangat mendukung pembangunan Plant BADRIAH dan implementasi RDF di Pangkep. Secara prinsip, pengolahan sampah berbasis RDF ini sejalan dengan komitmen Semen Tonasa untuk terus meningkatkan penggunaan berbagai energi alternatif, dan sekaligus mendukung Kebijakan Keberlanjutan SIG serta Kementerian BUMN," jelasnya.
Di Semen Tonasa sendiri telah mulai melakukan investasi dengan membangun berbagai fasilitas penunjang, yang nantinya akan digunakan untuk loading bahan bakar dari sampah, ke dalam mesin produksinya.
"Saat ini, dengan penggunaan energi alternatif dari limbah pertanian seperti sekam padi, bonggol jagung, dan tankos kelapa, kami berhasil mensubstitusi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar hingga di atas 10% subtitusi energi panas. Dan dengan bahan bakar dari RDF ini nantinya, kami optimistis bisa mensubtitusi hingga 25% energi panas," tutupnya. (min)