Tidak Ada yang Pasti

  • Bagikan

Oleh : Hj Erna Rasyid Taufan
(Ketua DPD Partai Golkar)

Hari Keluarga Nasional tahun ini dipusatkan Banyuasin, Palembang. Rombongan dari Parepare mendarat pada 6 Juli, jam 1.20 siang dan sampai hotel jam 3 sore. Jam 8 malam, ada pemberitahuan bahwa acara besok diundur dari pagi ke jam 1 siang.

Agar tidak telat, kami berangkat dari hotel jam 10 30 pagi. Dalam perjalanan, ada kabar acaranya ditunda lagi ke jam 3 sore. Sebelum sampai ke tempat acara, azan sudah berkumandang.

Situasi di perjalanan sangat padat. Saya sempat bingung. Mau berhenti salat, khawatirnya kesulitan masuk ke tempat acara lantaran ada informasi Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin baru saja mendarat. Kalau rombongan Wapres sudah lewat, pasti sulit masuk ke lokasi acara.

Kami pun memutuskan untuk langsung ke lokasi acara, dan mendirikan salat jamak zuhur-ashar di sana. Ternyata setiba di sana, lokasi acara masih sangat sepi. Kursi-kursi kosong melompong. Setelah mencari ke sana kemari, tidak kami temukan mushalla atau tempat yang dikhususkan untuk shalat.

Saya pun mengeluh ke dr Renny Anggraeni Sari (Direktur RSUD Parepare). Seharusnya acara sebesar ini, yang dihadiri ribuan orang dari seluruh Indonesia, ada mushalla yang disiapkan oleh panitia. Atau ada ruang atau sebidang tanah yg kosong yg midah diakses peserta . Bukankah seluruh tempat dimuka bumi adalah tempat bersujud yg penting bebas dari najis. Kita tidak saja ingin acara ini lancar, tetapi juga berberkah.

Setelah mencari informasi, kami mendapatkan petunjuk bahwa mushalla terdekat ada di Kantor Bupati Banyuasin. Sampai di lantai 2 Kantor Bupati yang dijadikan mushalla, sudah banyak orang yang mengantre untuk ber-wudhu. Sebagian besar adalah peserta acara Harganas. Beruntung, ada yang memberitahu kami bahwa tempat wudu di bagian kanan agak sepi. Kami pun ke sana dan betul-betul sedikit orang. Alhamdulillah, akhirnya kewajiban bisa ditunaikan.

Selesai salat, kami kembali lagi ke lokasi acara. Kali ini, tidak ada informasi yang jelas kapan acara bisa dimulai. Semua menjadi tidak pasti. Peserta yang bosan menunggu akhirnya jalan keliling dan berfoto-foto. Kami juga begitu.

Karena tidak ada kejelasan, satu per satu rombongan meninggalkan lokasi acara. Alasannya macam-macam. Yang tiba dari pagi sudah kecapean menunggu. Ada yang kecewa karena tidak disediakan tempat salat. Ada juga yang kelaparan karena menunggu. Dan mungkin saja kombinasi dari ketiganya.

Saya yakin acara ini sudah tidak pasti. Kami pun memutuskan untuk tinggalkan lokasi acara. Banyaknya orang yang balik membuat lalu-lintas sangat macet. Apalagi kami yang menuju perjalanan ke tempat Empek-empek, yang harusnya ditempuh 1 jam 30 menit, menjadi 4 jam.

Saya bercanda kepada rombongan, apa yang sebenarnya kita bikin di Banyuasin, ya? Dokter Renny nyelutuk, kita datang salat saja, Bu. Kami pun tertawa.

Saya merenungkan kejadian ini. Benar-benar tidak ada yang pasti. Manusia hanya bisa merencana. Namun semuanya tergantung keputusan Allah, Penguasa langit dan bumi. Lalu mengapa kita begitu takut untuk ketinggalan acara sedangkan kita tidak peduli ketika Allah memanggil. Bisa dibayangkan seandainya menjamak salat zuhur dan asar pun mereka tidak sempat hanya karena tidak ingin ketinggalan acara. Astagfirullah.

Di akhir tulisan, saya ingin mengatakan bahwa mari mencari ridha Allah kapan dan di manapun, agar supaya menjadi manusia yang tidak merugi dunia dan akhirat.

"Dan janganlah kedua matamu berpaling dari (mereka) karena mengharapkan hiasan kehidupan dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas." QS 18 - 28. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version