PAM Tirta Karajae Parepare Siapkan Skema Strategis Antisipasi Dampak El Nino

  • Bagikan
PAM Tirta Karajae Parepare kerahkan ekskavator untuk membendung air di Salo Karajae, baru-baru ini
  • Maksimalkan Sumur Dalam, Bendung Aliran Air Salo Karajae

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- El Nino tidak hanya berdampak terhadap suhu panas yang tinggi. Namun juga memicu terjadinya kekeringan akibat tidak ada hujan.

Fenomen cuaca itu pun mulai terasa di Parepare dan sekitarnya. Selain angin kencang dan kebakaran lahan. Bahkan, berpotensi menurunnya tingkat debit air sungai di Salo Karajae menguap karena suhu panas. Apalagi Salo Karajae merupakan sumber air baku PAM Tirta Karajae.

Maka dari itu, PAM Tirta Karajae telah menyiapkan skeme atau langkah strategis untuk mengantisipasi terjadinya kemungkinan potensi terburuk dari dampak El Nino ini.

Salah satunya, menunjang pemanfaatan 15 Sumur Dalam yang telah dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare di era kepemimpinan Taufan Pawe selama Wali Kota dua periode.

Tak hanya PAM Tirta Karajae pun telah menurunkan eskavator untuk membendung Daerah Aliran Sungai (DAS) Salo Karajae sebagai upaya menampung air baku. Termasuk akan menyiapkan sejumlah titik penampungan air yang mendekatkan pelayanan ke masyarakat.

Direktur PAM Tirta Karajae Kota Parepare, Andi Firdaus Djollong usai mengikuti agenda paripurna di Gedung DPRD Kota Parepare, baru-baru ini, menjelaskan, PAM Tirta Karaje menambal dua bendungan sementara di Salo Karajae guna menahan air.

"Karena selama ini, ada yang lepas disitu. Jadi kami turunkan excavator, lalu kami tambal agar terjadi kenaikan air. Itu skema untuk Salo Karajae," ungkapnya.

Dia pun menjelaskan, pihaknya sementara mengatur pemetaan untuk pemanfaatan sumur dalam yang dihibahkan Pemkot Parepare jika air sungai betul-betul tidak bisa dimanfaatkan lagi atau air permukaan turun, tentu ada lima IPA off. "Maka sumur dalam difungsikan plus dengan pemanfaatan mobil tangki," katanya.

Dia pun mengungkapkan, sumur dalam ini, telah dilakukan maintanance, maksimalkan fungsinya. "Kalau kemudian terjadi tiba-tiba air sungai drop, maka kami turunkan air dari kota atas untuk mensuplai air ke pelanggan yang dialiri oleh air permukaan.

Dia pun mengakui, pengaruh dari fenomena El Nino saat ini mulai kelihatan. "Karena hampir setiap hari saya berada di sungai Salo Karajae. Melihat itu, untuk mengamati ketinggian air sungai. Karena tidak ada air hujan. Nah, begitu air hujan ini tidak ada, tentu ketinggian air sungai rendah. Tidak mungkin pompa isap kami bergerak di situ," katanya.

Saat ditanya terkait apakah ada kekurangan debit air saat ini, karena adanya penguapan akibat suhu panas yang begitu tinggi. Dia menyebutkan, jika suhu panas ini mempengaruhi debit air Salo Karajae berkurang. Kalau pun ada penurunan debit, kondisinya saat ini, sekitar 60 liter perdetik dari normalnya 180 liter perdetik.

"Jadi ada kekurangan 120 perdetik debit air. Namun 120 detik itu, akan dialihkan ke sumur dalam. Untuk sumur dalam yang sudah normal saat ini ada 12. Namun pelayanannya itu kita fokuskan ke kota atas. Karena prediksi BMKG ini, akan terjadi sampai Desember," jelasnya.

"Kami berharap ada hujan per tiga minggu, terutama di wilayah kota atas. Sehingga jika terjadi hujan di Sidrap maka sungai Salo Karajae akan kembali terisi," sambungnya.

Dia menambahkan, PAM Tirta Karajae juga menyiapkan skema penempatan titik distribusi air di empat titik untuk memudahkan masyarakat menjangkau pelayanan air bersih sebagai langkah antisipasi potensi dampak dari El Nino ini.

"Selain memaksimalkan suplai air melalui mobil tangki. Kami juga rancang skema titik distribusi air di empat kecamatan, apabila kondisi cuaca ini berkepanjangan," tandasnya. (has)

Editor: PAREPOS
  • Bagikan