MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Kehadiran Maxim memang sangat diminati, karena selain layanan bagus, Maxim mobil atau motor ini dinilai memiliki tarif lebih murah.
Namun kehadiran kendaraan beraplikasi ini justru mendapat penolakan pada sejumlah tukang ojek dan becak yang tergabung dalam Gerakan Ojek, Becak Kabupaten Majene Bersatu (GOBKMB).
Penolakan kehadiran Maxim itu, disampaikan saat GOBKMB menggelar aksi demo di depan halaman Kantor Bupati Majene, kemarin.
Dalam aksinya, menolak kehadiran aplikasi berbayar kendaraan maxim yang saat ini beredar di Kabupaten Majene.
"Kami meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Majene untuk membantu permasalahan Maxim di Majene," ungkap Sirajuddin seorang tukang ojek juga koordinator aksi itu.
Ia menilai, kehadiran Maxim sangat merugikan bagi tukang ojek dan becak.
"Kita sudah susah mencari sesuap nasi untuk anak dan istri kita di rumah, ke mana kita mau mengadu kalau bukan di Pemda Majene," pintanya.
Diakui, pelayanan Maxim memang sangat bagus. Namun, tidak berarti bila membawa penderitaan bagi para tukang ojek dan becak di daerah ini.
"Saya yakin Pemda Majene tidak tegah melihat penderitaan kami, itu sebabnya kami datang ke sini untuk mengadu, karena kami menolak kehadiran Maxim. Bahkan kami siap bertemu dan berdialog pengelola Maxim tersebut," paparnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Majene Mukhlis menyampaikan, Dishub Majene tidak berhak mengambil keputusan tentang hal permasalahan kehadiran maxim.
"Itu tergantung dari Pimpinan. Saat ini pimpinan tidak berada di tempat dan mari menunggu hasilnya," singkatnya. (edy)