PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Aliansi Mahasiswa Seni (Animasi) IAIN
Parepare kembali menampilkan inovasi menarik, dengan memodifikasi Rumah Hantu menjadi ruang edukasi budaya Pamali suku Bugis.
Itu disampaikan, Ketua Panitia Pelaksana giat Rumah Hantu Animasi, Ahmad Faiz, kepada Jurnalis Pare Pos saat dihubungi, Rabu, 13 September 2023.
Faiz mengatakan, kegiatan tersebut menjadi salah satu wujud upaya dari Organisasi Animasi yang malang melintang terus menampilkan kreasinya untuk mengedukasi melalui seni. kali ini, Animasi akan menyuguhkan nuansa Rumah Hantu yang lain dari biasanya.
Bagaimana tidak, kata Faiz, sebab, untuk tahun ini ada yang berbeda atau lebih dikhususkan dalam konsep rumah hantu Animasi. Dia dan jajarannya, akan lebih mendominasi dari sisi edukasi untuk kembali menumbuhkan pemahaman generasi perihal budaya Pamali Suku Bugis.
"Dalam kegiatan ini, kita akan memperkenalkan kembali budaya pamali yang saat ini sudah luntur seiring berkembangnya zaman. Pamali ini merupakan sebuah larangan yang tidak boleh dilanggar oleh manusia, apabila dilanggar konon katanya, akan mendapatkan ganjaran sebuah kutukan,"katanya.
"Nah kepercayaan inilah yang masih dipegang oleh masyarakat bugis terdahulu hingga saat ini. Tapi, generasi z atau keturunan generasi milenial, saat ini masih banyak yang tidak mengetahui bahkan menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa saja,"sambung Faiz.
Dia membeberkan, Kreasi Rumah Hantu yang bertema Pamali itu akan dipusatkan di Gedung S Kampus IAIN Parepare dan berlangsung selama dua hari. Mulai 16-17 September, jam 19:30 Wita, malam.
Sementara, Ketua Animasi IAIN Parepare, Muhammad Risal S, menambahkan, kegiatan Rumah Hantu dari Animasi tersebut bukan kali pertama dilakukan. Pada tahun sebelumnya, juga hal serupa biasa menjadi program rutin mereka dalam menampilkan kreasinya.
Hanya saja, kali ini konsepnya lebih kepada langkah mereka dalam mengangkat kembali budaya Pamali yang hampir tenggelam untuk naik kedaratan agar dapat diketahui dan dipahami oleh semua generasi negeri. Khusunya masyarakat suku Bugis.
"Sehingga, dengan adanya kegiatan tersebut, setidaknya mampu menambah wawasan masyarakat apalagi mereka yang datang berkunjung terkait budaya pamali yang saat ini luntur seiring perkembangan Zaman. Sebenarnya, kegiatan ini bukan kali pertama kami lakukan di Animasi. Namun, untuk pertama kalinya kami akan mengedukasi pengunjung dengan nilai-nilai budaya dari setiap langkah yang dihentakkan, dengan menggambarkan kejadian dan bentuk kutukan yang akan terjadi apabila melanggar larangan yang dikeramatkan. Mari datang dan rasakan sensasinya,"tandasnya. (hes)