MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Bus sekolah sangat penting bagi orang tua yang memiliki anak untuk bersekolah yang berbeda satu sama lain, karena tidak ada kendala dan penundaan pengantaran maupun penjemputan.
Bus sekolah juga menjadi salah satu alternatif untuk mengubah perilaku perjalanan siswa yang tidak efisien yaitu penggunaan kendaraan dengan tingkat okupansi dan tingkat keselamatan yang rendah seperti kendaraan pribadi sepeda motor sekaligus menekan angka anak putus sekolah karena faktor biaya.
Upaya mengurangi angka anak putus sekolah terus digalakkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) provinsi Sulbar Mitthar Thala Ali dengan cara turun ke jalan menemui siswa di sejumlah sekolah di daerah ini.
Mitthar menjelaskan, salah satu penyebab anak putus sekolah, karena tidak ada tranportasi anak ke sekolah. "Saya turun langsung meninjau dan memastikan apakah alat transportasi itu ada, ternyata di Majene ada bus sekolah," ujar Mithhar, kemarin.
Dikatakan, dengan adanya bus sekolah, pemerintah daerah telah hadir memudahkan anak sekolah untuk rajin bersekolah. "Kalau tidak ada bus sekolah bisa saja anak itu putus sekolah, karena tidak ada biayanya," ungkapnya.
Ia berharap, pemerintah kabupaten di Sulbar menyediakan armada angkutan sekolah. Termasuk pemerintah desa dapat menyiapkan angkutan sekolah berbasis masyarakat.
"Seperti halnya, Kepala Desa mendata masyarakat yang memiliki mobil, lalu mobil itu diberikan dana satu juta rupiah per bulan untuk mengangkut anak sekolah untuk pergi ke sekolahnya, dan pulang ke rumahnya, jadi mobilnya bermanfaat untuk amal jariah dan mendapat dana operasional. Kalau semua pemerintah desa menyediakan kendaraan sekolah, maka otomatis bisa mengurangi anak putus sekolah," tandasnya. (edy)