PAREPOS, PAREPARE-- Indonesia secara geografis memang jauh dari Israel. Tapi protes rakyat Indonesia terhadap kebiadaban Israel terhadap Palestina tidak boleh dianggap remeh.
Selama ini, masih banyak yang skeptis bahwa protes dari para demonstran baik di jalan maupun di media sosial tidak berdampak banyak terhadap Israel. Ini adalah anggapan yang salah.
"Oh salah itu. Jangan anggap remeh protes dan demo-demo pro Palestina (di Indonesia). Dampaknya sangat besar terhadap mereka," tegas Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel, Mayjen TNI (Purn) H Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki, di Media Cafe Pare Pos, belum lama ini.
Mantan Panglima Kodam XIV/Hasanuddin ini menjelaskan, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, suara rakyat Indonesia amat sangat menentukan nasib Israel dalam pandangan dunia internasional. Salah satunya bisa dilihat dari reaksi warga Indonesia yang ikut memboikot produk-produk yang dianggap pro Israel.
"25 persen saja (produk) yang diboikot, goyang itu Israel," tambahnya.
Dia melanjutkan, usai pertemuan darurat para pemimpin negara-negara Islam, dari seluruh pemimpin negara Islam, Presiden Indonesia Joko Widodo lah yang membawa hasil pertemuan itu untuk disampaikan ke Presiden Amerika, Joe Bidden. Hal ini membuktikan betapa pentingnya posisi Indonesia dalam hal ini.
Mantan Panglima Divif 2/Kostrad ini juga mengingatkan jasa-jasa Palestina di masa lalu. Palestina lah yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan pengusaha media Palestina bernama Muhammad Ali Imran, juga ikut menyebarluaskan kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru Timur Tengah dan dunia.
"Sekarang Palestina dijajah oleh Israel. Kita wajib untuk menunjukkan solidaritas kita bukan hanya atas nama sesama umat Islam, tapi juga sejarah masa lalu dan kemanusiaan. Kita harus menunjukkan Indonesia secara konstitusi menantang yang namanya penjajahan," katanya.
Andi Muhammad sendiri secara pribadi menyatakan dirinya akan terus terlibat dalam upaya-upaya protes terhadap Israel. (aha)