Penulis : Windi Hastuti, Nur Alya Mustakim dan Zakia Dwi Pertiwi NR
PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Kabupaten Pinrang dianugerahi dengan sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya adalah kelautan dan perikanan yang memiliki potensi yang sangat besar.
Potensi inilah yang dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya, khususnya nelayan. Salah satu inovasi yang diciptakan oleh masyarakat adalah Kampung Perikanan Budidaya Windu.
Program ini merupakan kebijakan yang meningkatkan produksi hingga pemasaran udang windu yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pemerintah Kabupaten Pinrang mengkonsentrasikan budidaya udang windu di Desa Jampue, Kecamatan Lanrisang.
Bupati Pinrang, Irwan Hamid mengatakan, budidaya udang windu menjadi perhatian utamanya karena potensi ekonominya yang sangat tinggi. Terlebih lagi, Pinrang pernah dikenal berjaya dengan udang windunya. Irwan pun berkomitmen akan mengembalikan kejayaan tersebut.
Dan kini, keseriusan Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam membangun budidaya udang windu ini pun berbuah manis. Belum lama ini, Pemkab Pinrang dianugerahi penghargaan Kampung Perikanan Budidaya Windu dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pinrang Syahruddin mengatakan penghargaan itu menjadi salah satu bukti kepedulian Pemkab Pinrang kepada para petani pembudidaya perikanan di Kabupaten Pinrang. "Ini adalah bukti kepedulian pemerintah terhadap pembudidaya perikanan. Program yang kami jalankan untuk kemaslahatan masyarakat berhasil mendapatkan apresiasi pemerintah pusat," ujarnya seperti dikutip dari situs berita Antara.com.
Sektor perikanan merupakan sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Pinrang, khususnya para nelayan dan pengusaha perikanan. Selanjutnya masih banyak hal yang sedang berkembang di Kabupaten Pinrang. Seperti perbaikan jalan maupun pembangunan saluran air yang merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi untuk kelancaran, kenyaman masyarakat.
Sebagai wilayah maritime, Indonesia jelas memiliki potensi kelautan dan perikanan yang amat besar. Sayangnya, banyak wilayah pesisir Indonesia yang mengalami pencemaran berat. Hal ini menjadi tantangan bagi budidaya laut tanpa pakan, karena lingkungan yang tercemar dapat mempengaruhi kelayakan konsumsi bivalvia dan rumput laut yang dapat menyerap polusi, racun dan bakteri dari air.
Dengan demikian, untuk mengembangkan marikultur secara berkelanjutan diperlukan komitmen untuk memberantas masalah pencemaran di wilayah pesisir dan perlu diperhatikan manajemen strategi untuk jangka panjang. (*)