MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Angka kematian Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi perhatian serius Pemerintah. Baik pemerintah, pusat, provinsi dan pemerintah di daerah ini.
Kematian ibu disebabkan beberapa faktor, seperti pendarahan, preeklamsia, dan komplikasi menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu.
"Di Indonesia, angka kematian ibu mencapai sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan Kabupaten Majene menempati peringkat ketiga di Sulbar," sebut Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi Sulbar dr. Indahwati Nursyamsi.
Pernyataan ini, diungkapkan Indahwati pada kegiatan Deseminasi Audit Maternal Perinatal (AMP-SR) serta pembentukan Tim Pokja dan AKB di ruang Pola Kantor Bupati Majene, kemarin.
"Kegiatan ini dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Majene bersama Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar," tuturnya.
Kegiatan AMP-SR lanjutnya, merupakan bagian dari program kerja Dinas Kesehatan Majene 2023, yang terfokus pada Penanganan Gizi dan Kesehatan KIA dalam kesehatan masyarakat, yang terealisasi pada 2024.
"Dalam kegiatan ini dihadiri 96 peserta dari target peserta sebanyak 200 orang dan kita berharap Dinas Kesehatan dapat bersinergi dengan tenaga kesehatan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan bagi ibu hamil, termasuk memberikan wewenang melakukan USG di seluruh Puskesmas di Majene," harapnya.
Sementara, Wakil Bupati Majene Arismunandar Kalma didampingi Sekda Majene Ardiansyah menekankan, pentingnya kelanjutan kegiatan AMP-SR untuk meningkatkan layanan kesehatan, serta salah satu langkah dalam mendukung upaya pemerintah Kabupaten Majene dalam menurunkan angka stunting tersebut.
"Kabid Kesehatan Masyarakat Provinsi Sulbar menyerahkan alat USG kepada Puskesmas Pamboang dan puskesmas Banggae II. Untuk alat Pulse Oximetry juga diserahkan kepada seluruh puskesmas di Kabupaten Majene, merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan RI," sebutnya. (edy)